Wanprestasi dalam Perjanjian Asuransi Kebakaran Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung RI Nomor: 911K/Pdt/2009

View/ Open
Date
2015Author
Salim, Andy Wirawan
Advisor(s)
Sunarmi
Yamin, Muhammad
Azwar, T.Keizerina Devi
Metadata
Show full item recordAbstract
Usaha perasuransian telah lama hadir dalam perekonomian Indonesia dan ikut
berperan dalam perjalanan sejarah bangsa berdampingan dengan sektor kegiatan
ekonomi lainnya. Namun dalam hal ini tidak serta merta perjalanan panjang usaha
perasuransian berjalan dengan mulus tanpa masalah. Masalah hukum seperti
wanprestasi acap kali terjadi baik yang dilakukan oleh pihak tertanggung maupun
yang dilakukan oleh pihak penanggung, seperti halnya dalam kasus wanprestasi di
dalam asuransi kebakaran antara PT. Pupuk Subur Makmur dengan PT. Asuransi
Wahana Tata.
Teori dalam penelitian ini adalah teori keadilan dan teori hukum perjanjian
dengan jenis penelitian yuridis normatif. Data yang digunakan merupakan data
sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Dalam
pembuatan penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dengan penarikan
kesimpulan secara deduktif. Di dalam asuransi kebakaran antara PT. Pupuk Subur
Makmur dengan PT. Asuransi Wahana Tata tidak terlaksana hak dan kewajiban
antara tertanggung dan penanggung. Putusan Pengadilan Negeri Medan maupun
Putusan Pengadilan Tinggi Medan menyatakan bahwa PT Pupuk Subur Makmur
adalah pihak yang dikalahkan namun di dalam Mahkamah Agung Republik Indonesia
justru PT Pupuk Subur Makmur yang dimenangkan. Di dalam penyelesaian melalui
jalur pengadilan peranan hakim dalam mencari fakta-fakta dan penentuan hukum
yang tepat sangat dibutuhkan.
Kesimpulan dalam penelitian ini, PT Asuransi Wahana Tata telah lalai
melaksanakan kewajiban dan telah melakukan wanprestasi kepada PT Pupuk Subur
Makmur dan telah dihukum untuk membayar sejumlah nilai kerugian sebagaimana
telah ditetapkan oleh Majelis Hakim pada Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor : 911 K/Pdt/2009, sedangkan saran yang penting dalam hal ini
adalah agar masing-masing pihak penuh dengan kesadaran menjalankan hak dan
kewajiban masing-masing di dalam menjalankan perjanjian asuransi, terutama sikap
kejujuran antara para pihak untuk menghindari terjadinya sengketa atau perkara
dalam bentuk apapun disaat menjalankan ikatan asuransi antara penanggung dengan
tertanggung. Insurance business has long existed in the Indonesian economy and participated in
the national history, along with the other economic activities. However, it does not guarantee
that it runs smoothly. Legal problem like default case of default in the fire insurance between
PT. Pupuk Subur Makmur and PT. Asuransi Wahana Tata.
The theory used in the research was the theory of justice and the theory of law of
obligation with judicial normative approach. Secondary data were obtained from primary,
secondary, and tertiary legal materials. The research also used qualitative analytical
approach and conclusion was made deductively. In the case of , fire insurance between PT.
Pupuk Subur Makmur and PT. Asuransi Wahana Tata, the right and obligation of the insured
and the guarantor failed. Medan District Court and Medan Appellate Court handed down
verdicts that PT. Pupuk Subur Makmur lost the case. On the contrary, the Ruling of the
Supreme Court declared PT. Pupuk Subur Makmur the winner. In settling a certain case
thourgh litigation, the role of judges in finding fact and legal provisions is very crucial.
The conclusion of the research was that PT. Pupuk Subur Makmur had been
inattentive in carrying out its obligation by declaring default to PT. Pupuk Subur Makmur. In
consequence, it had to be fined as it was decided by the Panel of Judges of the Supreme
Court No. 911K/Pdt/ 2009. It is recommended that both parties have sense of justice in
carrying out their right and obligation in the insurance contract, they have to be honest in
order to avoid dispute in making an insurance contract between the guarantor and the
insured.