Analisis Efisiensi Faktor Faktor Produksi Usahatani padi sawah (Oryza sativa L) (Studi Kasus: Desa Bukit Maradja, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun)

Abstract

North Sumatra is the fifth region that produces the biggest amount of rice in Indonesia and Simalungun it one of the district that came a center of rice. Bukit Maradja is one of the largest villages in Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun, which the productivity of rice considered low about 4,5 tons/hectare. According to Wadud 1999, the differences of productivity level indicates the difference of production factors allocation (land, seeds, fertilizer, pesticides, and labor) which affect the efficiency level of production factor. The study aims to analyze the factors that influence the production of paddy rice in Bukit Maradja Village, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun, and to analyze the efficiency level of production factor of paddy rice in Bukit Maradja, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun. The method of analyzing the influence of the use of production factor used the multiple linear analysis with SPSS 16 software, and the efficiency analysis method used the Marginal Product Value (MPV) which divided by the input prices. The result showed that simultaneously the land, seeds, fertilizers, pesticides, and labor with a significant value of 0.000 significantly affected the production of rice paddy farming in Bukit Maradja, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun. Partially, the land with 0.001 significance had affected the production of rice significantly, while the seeds with 0.543 significance, fertilizer with 0.420, significance, pesticides with 0.359 significance, and labor with 0.520 significance do not significantly influence the production of rice in Bukit Maradja, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun. Production factors (land, seeds, and fertilizer) had more than one efficiency, therefore it can be concluded that the land use, seeds, and fertilizer had not been efficient or must be added. Although the production factor pesticides and labor had less than one efficiency, therefore it concludes that the uses of pesticides and labor are inefficient of must be reduced.

Sumatera Utara merupakan daerah penghasil padi ke lima di Indonesia dan Simalungun merupakan salah satu kabupaten yang menjadi sentra produksi padi. Bukit Maradja adalah salah satu desa terbesar di Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun yang produtivitas padinya cukup rendah yaitu 4,5 ton/ hektar. Menurut Wadud 1999, perbedaan pada tingkat produktivitas mengindikasi adanya perbedaan dalam pengalokasian faktor-faktor produksi (lahan, benih, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja) yang akan berpengaruh pada tingkat efisiensi faktor produksi tersebut. Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi sawah di Desa Bukit Maradja, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalugun dan untuk menganalisis tingkat efisiensi faktor produksi padi sawah di Desa Bukit Maradja, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalugun. Metode analisis untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi sawah adalah dengan alat bantu software SPSS 16, dan metode analisis efisiensi menggunakan metode Nilai Produk Marjinal (NPM) yang dibagi dengan harga input. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara serempak lahan, benih, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja dengan nilai signifikansi 0.000 berpengaruh nyata terhadap produksi pada usahatani padi sawah di Desa Bukit Maradja, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalugun. Secara Parsial, lahan dengan signifikansi 0.001 berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani padi sawah, sedangkan benih dengan signifikansi 0.543, pupuk dengan signifikansi 0,420, Pestisida dengan signifikansi 0.359 dan tenaga kerja dengan signifikansi 0,520 tidak berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani padi sawah di Desa Bukit Maradja, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalugun. Faktor produksi (lahan, benih, dan pupuk) memiliki efisiensi lebih dari satu, sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan lahan, benih, dan pupuk belum efisien atau harus ditambahkan. Sedangkan faktor produksi pestisida dan tenaga kerja memiliki efisiensi kurang dari satu, sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan pestisida dan tenaga kerja tidak efisien atau harus dikurangi.