Pertumbuhan dan Produksi Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) dan Kedelai (Glycine max (L.) Merill) pada Berbagai Jarak Tanam dengan Sistem Tumpang Sari

View/ Open
Date
2020Author
Khaidir, M
Advisor(s)
Mawarni, Lisa
Irmansyah, T
Metadata
Show full item recordAbstract
One of the polyculture planting systems is intercropping. Intercropping has several advantages, namely reducing the risk of crop failure, improving soil fertility, reducing erosion, and increasing the efficiency of environmental factors. This study aims to determine the effect of growth and production of sorghum and soybeans with various plant spacing on intercropping systems carried out in residents' land in Lalang village, Tanjung Pura sub-district, Langkat in July to October 2019, using a non-factorial randomized block design consisting of Sorghum Monocultures (75 x 25 cm); Soybean Monoculture (40 x 15 cm); Sorghum intercropping (65 x 25 cm) and soybeans (40 x 15cm); Sorghum intercropping (75 x 25 cm) and soybeans (40 x 15 cm); Sorghum intercropping (85 x 25 cm) and soybeans (40 x 15 cm). The results of variance indicate that the spacing in the intercropping system of sorghum and soybean significantly affected the height of soybean plants (4.5 and 6 WEP), dry weight of soybean seed samples, dry weight of soybean seeds per plot, weight of 100 soybean seeds, height of sorghum plants (2 and 3 WEP), sorghum leaf area, sorghum stem diameter, and plump panicle weights. Sorghum intercropping (65 x 25 cm) + soybean (40 x 15 cm) significantly affected the height parameters of soybean plants 4, 5 and 6 wep, the weight of panicle panicles and the height of sorghum plants 2 mst. Sorghum intercropping (75 x 25 cm) + soybeans (40 x 15 cm) significantly affect the height of soybean plants 3 mst. The highest land equality ratio (NKL) is found in sorghum intercropping (65 x 25 cm) and soybeans (40 x15). Salah satu sistem pertanaman polikultur adalah tumpang sari. Tumpang
sari mempunyai beberapa keuntungan, yaitu mengurangi resiko kegagalan panen,
memperbaiki kesuburan tanah, mengurangi terjadinya erosi, mampu
meningkatkan efisiensi penggunaan faktor lingkungan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan dan produksi sorgum dan kedelai
dengan berbagai jarak tanam pada sistem tumpang sari yang dilaksanakan di lahan
penduduk Di Desa Lalang Kecamatan Tanjung Pura, Langkat pada bulan Juli
sampai dengan Oktober 2019, menggunakan Rancangan Acak Kelompok non
faktorial terdiri dari Monokultur Sorgum (75 x 25cm); Monokultur Kedelai (40 x
15cm); Tumpang sari sorgum (65 x 25 cm) dan kedelai (40 cm x 15 cm);
Tumpang sari sorgum (75 x 25 cm) dan kedelai (40 x 15 cm); Tumpang sari
sorgum (85 x 25 cm) dan kedelai (40 x 15 cm). Hasil sidik ragam menunjukkan
bahwa jarak tanam pada sistem tumpang sari sorgum dan kedelai berpengaruh
nyata terhadap tinggi tanaman kedelai (4,5 dan 6 MST), bobot kering biji kedelai
persampel, bobot kering biji kedelai per plot, bobot 100 biji kedelai, tinggi
tanaman sorgum (2 dan 3 MST), luas daun sorgum, diameter batang sorgum,dan
bobot malai perplot. Tumpang sari sorgum (65 x 25 cm) + kedelai (40 x 15 cm)
berpengaruh nyata parameter tinggi tanaman kedelai 4, 5 dan 6 mst ,bobot malai
perplot dan tinggi tanaman sorgum 2 mst. Tumpang sari sorgum (75 x 25 cm) +
kedelai (40 x 15 cm) berpengaruh nyata pada tinggi tanaman kedelai 3 mst.
Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL) yang tertinggi terdapat pada tumpang sari
sorgum (65 x 25 cm) dan kedelai (40 x15).
Collections
- Skripsi Sarjana [694]