Pengaruh Ekstrak Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walpers) Secara Topikal Terhadap Proses Penyembuhan Luka Sayat pada Mencit (Mus musculus L.)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dalam pemberian ekstrak
etanol daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walpers) secara topikal yang
dapat memberikan efek terhadap proses penyembuhan luka sayat pada mencit.
Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
terdiri atas kontrol negatif, kontrol positif, dan tiga perlakuan ekstrak etanol daun
salam selama 2 minggu dengan konsentrasi 15%, 30%, dan 45% setiap perlakuan
menggunakan enam ulangan. Pengamatan dilakukan secara visual dan histologis.
Preparat organ kulit dibuat menggunakan metode parafin dan pewarnaan
Hematoksilin Erlich-Eosin (HE). Hasil pengamatan visual menunjukkan tidak
adanya perbedaan signifikan dari kelompok kontrol negatif dengan kelompok
perlakuan (P>0,05) dimana hari kesembuhan dari kontrol negatif lebih cepat
dibandingkan kelompok perlakuan. Hasil pengamatan histologis menunjukkan
perbedaan nyata pada ketebalan epitel, jumlah sel fibroblas, dan jumlah sel
polimorfonuklear (P<0,05) dimana pada kelompok perlakuan menunjukkan jumlah
lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol negatif. Sedangkan pada jumlah
pembuluh darah memiliki perbedaan yang tidak nyata antara kelompok perlakuan
dengan kelompok kontrol negatif (P>0,05). This study aims to find out the effect of applying salam leaf (Syzygium
polyanthum (Wight) Walpers) ethanol extract topically on wound healing process of
mice. The study design used Completely Randomized Design (CRD) which consisting
of negative group, positive group, and three treatments of salam leaf ethanol extract
for two weeks with 15%, 30%, and 45% concentration, each treatment used six
replications. The observation was conducted visually and histologically.
Preparation slides of skin organs used paraffin method and Hematoxylin Erlich-
Eosin (HE) staining. Result of visual observation showed there was no significant
differences between negative group and treatment group (P>0.05), but there was a
tendency that the recovery day of negative group was faster than the treatments.
Result of histological observation showed significant differences of ephitelial
thickness, number of fibroblast cells, and number of polymorphonuclear cells
(P<0.05), where the treatment group showed higher than the negative group.
Whereas for number of blood vessels, there was no significant differences between
treatment groups and negative group (P>0.05).
Collections
- Skripsi Sarjana [206]