Pengembangan Interaksi Alat Bantu Terapi Eksposur Claustrophobia dalam Virtual Reality

Abstract

Claustrophobia (excessive fear of narrow and closed spaces) is a specific type of phobia that is commonly suffered by people. The implementation of exposure therapy in the treatment of claustrophobia has been proven to reduce and even cure the symptoms of claustrophobia. However, to take advantage of exposure therapy the therapist needs to provide a sufficiently large area and funds. This is caused by the causes and the level of fear of each individual can be different from one another. The implementation of virtual reality in exposure therapy can be a solution so that the application of exposure therapy becomes more maximal. Virtual reality developed in this study is supported by maximum interaction. The virtual environment is built realistically and patients of claustrophobia as users are able to interact with the environment actively, such as moving places and moving objects. The VR Tunneling method is applied to reduce the symptoms of motion sickness. Test results via interviews show that the VR Tunneling method correctly reduces motion sickness and the results of testing with IPQ (Igroup Presence Questionnaire indicate success rate of realism by 63.29%, success rate of spatial presence by 75.09% and success rate of involvement by 71%.

Claustrophobia (ketakutan berlebih pada ruang sempit dan tertutup) merupakan jenis fobia spesifik yang umum diderita masyarakat. Penerapan exposure therapy dalam penanganan claustrophobia sudah terbukti mampu mengurangi bahkan menyembuhkan gejala claustrophobia. Namun, untuk memanfaatkan exposure therapy terapis perlu menyediakan area dan dana yang cukup luas. Hal ini disebabkan oleh penyebab dan tingkat ketakutan setiap individu bisa berbeda antara satu dan lain. Implementasi virtual reality dalam terapi eksposur mampu menjadi solusi agar penerapan exposure therapy menjadi lebih maksimal. Virtual reality yang dikembangkan dalam penelitian ini didukung dengan interaksi yang maksimal. Lingkungan virtual dibangun secara realistis dan penderita claustrophobia sebagai pengguna dapat berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, seperti berpindah tempat dan memindahkan objek. Metode VR Tunneling diterapkan untuk mengurangi gejala motion sickness. Hasil pengujian dengan wawancara menunjukkan metode VR Tunneling benar mengurangi motion sickness dan hasil pengujian dengan IPQ (Igroup Presence Questionnaire) menunjukkan kepuasan pengguna dari sisi realisme mencapai 63,29%; spatial presence mencapai 75,09% dan involvement 71%.