Pemodelan Lingkungan Virtual Reality (VRE) Sebagai Alat Bantu Exposure Therapy untuk Claustrophobia

View/ Open
Date
2020Author
Samosir, Bintang Kevin Hizkia
Advisor(s)
Rahmat, Romi Fadillah
Purnamawati, Sarah
Metadata
Show full item recordAbstract
Claustrophobia is the fear of being in a small space, room, or confined area. Claustrophobia patients are not afraid of open spaces. The kinds of situation that can trigger anxiety are including locked and narrow room, tunnel, elevator, and some environment that doesn’t give much space to move. Exposure therapy has been one of the solutions on curing Claustrophobia. Virtual Reality become a way make the curing process easier by providing therapy infrastructure in a form of virtual environments without patient and therapist has to change places in real life situation. Virtual environment consists of combination of meshes that built using Polygonal Modelling technique and textured using PBR Maps. Virtual environment was built in a way that it doesn’t take too much resources of the PC that runs it without reducing the realism and visual quality of the virtual environment. The research result shows that the virtual environments are able to run at high framerate. High framerate indicates that the virtual environments are able to visually run smoothly so it doesn’t interfere with user’s comfort on simulating the virtual environment. The results conclude that the program can be used well and can run stably with a decent performance for its appliance of virtual reality. Claustrophobia adalah kecemasan atau ketakutan yang berlebihan di saat seseorang berada di dalam ruangan yang terbatas. Penderita Claustrophobia tidak takut terhadap ruang terbuka. Ruang terbatas sering di contohkan sebagai ruangan yang sempit atau terkunci, terowongan, elevator, atau beberapa lingkungan serupa yang membatasi ruang gerak. Terapi eksposur menjadi salah satu solusi dalam pemulihan Claustrophobia. Virtual Reality menjadi salah satu cara untuk mempermudah proses terapi dengan menyediakan infrastruktur terapi berupa lingkungan virtual yang beragam tanpa penderita dan terapis harus berpindah lingkungan di dunia nyata. Lingkungan virtual adalah lingkungan yang disusun dari banyak mesh yang dibangun dengan teknik Polygonal Modelling dan texturing dengan PBR Mapping. Lingkungan virtual dibangun sedemikian rupa dengan tujuan untuk membangun lingkungan virtual yang tidak memberatkan komputer yang menjalankannya tanpa mengabaikan kualitas visual dan realisme lingkungan virtual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan-lingkungan virtual yang dibangun mampu dijalankan dengan framerate yang tinggi. Framerate yang tinggi mendandakan bahwa lingkungan virtual dapat dijalankan dengan lancar sehingga tidak mengganggu pengalaman pengguna dalam menjalankan lingkungan virtual. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa aplikasi dapat digunakan dengan baik dan stabil dengan performa yang layak digunakan untuk penerapan virtual reality.
Collections
- Skripsi Sarjana [332]