Analisis Efektivitas Biaya (Cost Effectiveness Analysis) Pengobatan Penyakit Malaria Pada Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan di RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal
Abstract
This study aimed to evaluate the effectiveness of antimalarial drugs
provided to inpatients and outpatients in Tertiary General Hospital Panyabungan Mandailing Natal Regency. This retrospective cohort study was conducted by accessing the required data from patient's medical records period of January 2016 - December 2016. The patient's characteristic and antimalarial therapeutic model
were accessed and descriptively analyzed. The cost analysis method used is Cost Effectiveness Analysis (CEA). Cost
Effectiveness Ratio (CER) and Incremental Cost Effectiveness Ratio (ICER) are used to analyze the most cost-effective antimalarials. Independent variables in this study were antimalarial patients and dependent variables were the number of
patients who recovered and medical expenses. From the result of research, the characteristic of research subject based on
sex are male n = 46 (46.00%) and female n = 54 (54.00%), average age of patients
is 13.5± 2.4 years. Combination of Artesunate and Amodiaquine is the most effective antimalarial that is 85.71% in inpatients and 90.32% in outpatients. Based
on the effectiveness of treatment, from 3 antimalarial therapies, the most cost-
effective therapeutic model and recommended as a standard in malaria treatment in Tertiary General Hospital Panyabungan Mandailing Natal Regency is Artesunate - Amodiaquine. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas biaya antimalaria yang diberikan kepada pasien rawat inap dan rawat jalan di RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Penelitian kohort retrospektif ini dilakukan dengan mengakses data dari rekam medik pasien periode Januari 2016-
Desember 2016. Karakteristik pasien dan model terapi antimalaria diakses dan
dianalisis secara deskriptif. Metode analisis biaya yang digunakan adalah Cost Effectiveness Analysis
(CEA). Metode Cost Effectiveness Ratio (CER) dan Incremental Cost Effectiveness
Ratio (ICER) digunakan untuk menganalisis antimalaria yang paling cost-effective. Variabel independen dalam penelitian ini adalah antimalaria yang digunakan pasien
dan variabel dependen yaitu jumlah pasien yang sembuh dan biaya langsung medis.
Dari hasil penelitian diperoleh karakteristik subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin jumlah pasien laki-laki n= 46 (46,00%) dan perempuan n= 54 (54,00%), usia rata-
rata pasien adalah 13,5±2,4 tahun. Kombinasi Artesunat dan Amodiakuin merupakan antimalaria yang memiliki efektivitas paling bagus yaitu 85,71% pada pasien rawat inap dan 90,32% pada pasien rawat jalan. Berdasarkan efektivitas pengobatan dari 3 terapi antimalaria diperoleh model terapi yang paling cost-
effective dan disarankan sebagai standar dalam pengobatan malaria di RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal adalah artesunat–amodiakuin.
Collections
- Skripsi Sarjana [627]