dc.description.abstract | Sejalan dengan tuntutan pasar kerja saat ini, angkatan kerja suka atau tidak suka
harus mengikuti pelatihan agar terpenuhinya kompetensi yang dimilikinya, akan tetapi
dengan melihat ketidak seimbangan dana pelatihan dari APBN setiap tahun, dengan
kebutuhan masyarakat akan pelatihan, maka lembaga latihan kerja harus dapat mendanai
sendiri kekurangan akan permintaan pelatihan tersebut melalui optimalisasi
pendayagunaan fasilitas latihan kerja yang diupayakan sumber dananya dari masyarakat,
dunia industri maupun perorangan melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Kondisi dan potensi lembaga latihan kerja saat ini terutama dari unsur
kelembagaan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana belum memadai sebagai unit
pelatihan kerja, yang mana kenyataannya belum dapat tumbuh dan berkembang
sebagaimana yang diharapkan yakni sebagai unit pelatihan kerja menuju kemandirian.
Dari uraian sebagaimana telah dikemukakan pada latar belakang permasalahan
adalah bagaimana strategi dalam rangka meningkatkan capaian penerimaan negara bukan
pajak enam tahun terakhir, sehingga perlu dirumuskan alternatif strategi dalam upaya
meningkatkan capaian pendapatan pada Balai Besar Latihan Kerja Industri Medan.
Dari hasil analisis dan pembahasan faktor-faktor internal dan eksternal dinyatakan
strategi integrasi kedepan, dapat dilakukan dengan cara membangun situs web, di sekolah,
perguruan tinggi, perusahaan atau tempat-tempat umum untuk membuka pendaftaran dan
strategi intensif dilakukan dengan mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk
produk/jasa yang ada di pasar saat ini, melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih baik.
Dengan strategi ini pula BBLKI Medan dapat melakukan pengenalan produk/jasa yang ada
saat ini kewilayah-wilayah geografis yang baru, serta dengan mengupayakan penjualan
jasa dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk/jasa. Berdasarkan analisa TOWS
Matriks tersebut dapat diketahui strategi yang dapat diterapkan oleh BBLKI Medan,
diantaranya :
a. Strategi SO adalah mengembangkan kompetensi pelatih (instruktur) melalui magang
diperusahaan dan pelatih di perusahaan atau perguruan tinggi agar dapat
menyusun program pelatihan dengan metode simulasi dan program instruksi dengan
berlandaskan kurikulum yang objektif dan realistik.
b. Strategi ST adalah menyusun program pelatihan berdasarkan kebutuhan perusahaan
dan UKM yang melibatkan kedua belah pihak
c. Strategi WO adalah membangun jejaring kerjasama dengan perusahaan, perguruan
tinggi dan asosiasi pengusaha untuk menyusun kurikulum yang sesuai dengan pasar
kerja dan memasarkan penempatan lulusan dengan perbaikan prasarana.
d. Strategi WT adalah menyesuaikan materi pelatihan yang lebih spesifik untuk
meringankan biaya pelatihan dan diarahkan untuk berwirausaha. | en_US |