Show simple item record

dc.contributor.advisorZulnaidi
dc.contributor.authorUtami, Niki Putri
dc.date.accessioned2019-01-09T01:42:05Z
dc.date.available2019-01-09T01:42:05Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/10387
dc.description.abstractJepang merupakan negara yang mempunyai bermacam – macam kebudayaan. Jepang adalah negara yang memiliki tingkat kekontrasan yang tinggi antara yang modern dan yang tradisional. Keduanya saling mempengaruhi dan bahkan berkontradiksi. Dari segi musik misalnya. Musik tradisional masih sering diperdengarkan pada kesempatan tertentu seperti dalam festival, pertunjukan drama ataupun upacara adat. Salah satu perwujudan kesenian tradisional Jepang dalam bentuk drama klasik yaitu Kabuki. Sejarah kabuki dimulai tahun 1603 dengan pertunjukan tarian yang dilakukan oleh wanita yang bernama Okuni. Okuni berasal dari kuil Izumo Taisha. Saat kuil Izumo membutuhkan dana untuk memperbaiki kuil, Okuni membentuk sebuah kelompok penari dan penyanyi untuk pertunjukan seni. Okuni menampilkan tarian ritual upacara yang dilakukannya saat di kuil Izumo. Pada awal perkembangannya Kabuki memiliki 2 jenis pementasan yaitu Kabuki Odori dan Kabuki Geki. Kabuki odori merupakan drama tarian yang dipertunjukan dari masa kabuki dibawakan oleh Okuni hingga di masa kepopuleran Wakashu Kabuki yang mana remaja laki – laki menari dengan iringan lagu yang sedang populer dan konon ada juga pula disertai dengan sebuah akrobat. Selain itu, Kabuki Odori juga lebih banyak mempertunjukan tarian dan lagu dibandingkan dengan porsi drama yang ditampilkan. Sedangkan Kabuki Geki merupakan pertunjukan sandiwara yang ditujukan untuk masyarakat perkotaan pada zaman Edo yang berciri khas sandiwara dan tari. Kabuki dalam bahasa kanji ka berarti musik atau lagu. Unsur musik merupakan bagian dari pertunjukan drama kabuki. Jadi tanpa musik, tidak akan ada yang mengiringi tarian dan nyanyian dalam Kabuki. Sebenarnya musik kabuki memiliki jenisnya masing-masing dan memiliki karakteristik tersendiri. Ada dua jenis musik kabuki, yang pertama disebut shosa ongaku, yaitu musik shamisen yang mengiringi tayu (dalang) dan menambah jelasnya pelaku dalam aktingnya dan yang kedua disebut geza ongaku yaitu musik yang melengkapi pertunjukan kabuki dari belakang panggung. Di beberapa negara memiliki alat musik yang berbeda. Terutama pada saat mengiringi suatu pertunjukan. Dari berbagai instrumen dan vokal musik hingga musikalitasnya, keberagaman dan kompleksitasnya merupakan ciri khas dari suara kabuki. Di dalam pertunjukan kabuki terdapat instrumen khusus yang menciptakan atmosfer dan efek suara di panggung seperti Shamisen, Taiko, Tsuzumi dan Shinobue.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectKabukien_US
dc.titleMusik dalam Kabukien_US
dc.title.alternativeKabuki No Naka De Ongakuen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM152203012en_US
dc.identifier.submitterAkhmad Danil
dc.description.typeKertas Karya Diplomaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record