Show simple item record

dc.contributor.advisorHandayani, Diah Syafitri
dc.contributor.authorSimanjuntak, Gita Indri Lestari
dc.date.accessioned2019-01-09T01:47:03Z
dc.date.available2019-01-09T01:47:03Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/10392
dc.description.abstractMatsuri memiliki dua pengertian yaitu upacara keagamaan dan perayaan yang dipraktekkan dalam agama Shinto. Dalam Matsuri terdapat empat unsure yaitu penyucian, persembahan, doa, dan pesta suci. Matsuri mengandung unsur yang sacral ditandai dengan kegiatan yang berkaitan erat dengan kami atau dewa Shinto. Matsuri dibagi menjadi tiga ritual yaitu tsukagirei, nenchuugyooji, dan ninigirei. Hinamatsuri tergolong dalam ritual nenchuugyooji. Hinamatsuri adalah perayaan untuk anak perempuan yang diselenggarakan setiap tanggal 3 Maret dimana orang tua mendoakan kesehatan dan kebahagiaan anak perempuannya Hinamatsuri berasal dari kata Hina yang berarti gadis atau putri dan matsuri yang berarti perayaan. Hinamatsuri adalah festival boneka atau perayaan anak perempuan. Perayaan ini sering disebut festival boneka atau festival anak perempuan karena berawal dari permainan boneka di kalangan putri bangsawan yang disebut hinaasobi (bermain boneka putri). Hinaasobi dikaitkan dengan perayaan musim (sekku) untuk bulan 3 yang bertepatan juga dengan mekarnya bunga persik di musim semi atau disebut (momo no sekku). Sama halnya dengan perayaan musim lainnya yang disebut matsuri, sebutan hinaasobi juga berubah menjadi hinamatsuri dan perayaannya meluas dikalangan rakyat. Hinamatsuri dirayakan setiap tanggal 3 Maret di Jepang, perayaan ini diadakan untuk mendoakan pertumbuhan anak perempuan. Keluarga yang memiliki anak perempuan memajang satu set boneka yang disebut hinaningyoo. Boneka-boneka tersebut diatur berjajar yang dipajang diatas dankazari sebanyak lima atau tujuh tingkat berjenjang dan dengan alas sebuah kain karpet merah. Selain satu set boneka, terdapat hidangan khusus untuk anak perempuan saat merayakan Hinamatsuri, antara lain kuehishimochi, hikigiri, hinaarare, hamaguri, dan chirashizushi. Minumannya yaitu shirozake atau sake putih dan lainnya yaitu sake manis atau amazake. Hinamatsuri juga dihiasi oleh bunga peach atau persik, karena perayaan Hinamatsuri dirayakan bertepatan dengan mulai tumbuhnya bunga-bunga itu di Jepang sehingga bunga persik menjadi item dekorasi dalam perayaan ini. Setelah perayaan berakhir, satu set boneka dibersihkan dan disimpan kembali. Apabila tidak segera disimpanakan berakibat buruk bagi si anak perempuan. Perayaan Hinamatsuri pun memiliki fungsi pendidikan dan nilai bagi keluarga yang merayakannya. Fungsi pendidikan dalam keluarga yaitu: 1. Menghormati dan memahami Dewa. 2. Menumbuhkan ketaatan anak. 3. Keharmonisan dalam keluarga dan 4. Menumbuhkan rasa cinta pada budaya. Sedangkan nilai moral yang terkandung dalam perayaan Hinamatasuri adalah 1.Mengajarkan anak-anak bahwa manusia harus mengambil sikap yang sesuai dengan posisinya dalam suatu kelompok. 2. Mengajarkan anak-anak pentingnya suatu kelompok bagi masyarakat Jepang dan dalam kelompok tidak luput dari pentingnya senioritas. Dan 3. Mengajarkan pada anak-anak bahwa setiap orang dalam kelompok harus menyadari posisinya dan tugas sesuai posisi mereka, sehingga dapat tercipta keteraturan dan kerhamonisan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectHinamatsurien_US
dc.titlePerayaan Hinamatsurien_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM152203022en_US
dc.identifier.submitterAkhmad Danil
dc.description.typeKertas Karya Diplomaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record