Pemertahanan Bahasa Hokkian Terhadap Pembelajaran Bahasa Mandarin oleh Siswa Etnis Tiongho di Sma Sultan Agung Kota Pematangsiantar

Abstract

The title of this researh is preservation of Hokkian language againts Mandarin language learning by Chinese students of SMA Sultan Agung in Pematangsiantar. The purpose of this research is to describe the preservation of Hokkian language againts Mandarin language by chinese students is SMA Sultan Agung. Sociolinguistic by J.A Fishman is the theory that used by to analyse the situation of language preservation. J.A Fishman’s theory analyse defense of the language by some language domain wich are: family domain, school domain, religion domain, and society domain. The method wich use in this research is descriptive quantitative method. The data source of this research is 3rd grade of students of SMA Sultan Agung of Pematangsiantar city. Data collection methode that use of this research to get an overview of the Hokkian language defense attitude as the mother tongue are observation thecnique, share the quetioner and interview method. The result shows thatHokkian language as mother tongue is still exist beside Mandarin language learning in Sultan Agung’s High school. The highest rate is 60-81,67% take in neigboring domain, society domain is 70%, and the lowest rate is in education domain has 53,33%-68,33%. These value means that Hokkian language as mother tounge is still exist trough Mandarin language learning in Sultan Agung’s High School.

Penelitian ini berjudul “Pemertahanan Bahasa Hokkian Terhadap Pembelajaran Bahasa Mandarin Oleh Siswa Etnis Tionghoa Di SMA SULTAN AGUNG Kota Pematangsiantar”. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan pemertahanan bahasa Hokkian siswa/i etnis Tionghoa terhadap pembelajaran bahasa Mandarin di SMA Sultan Agung, Jln. Surabaya No 16, Kecamatan Siantar Barat. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori sosiolinguistik oleh J.A Fishman. Metode yang digunakan untuk menganalisis adalah pendekatan kuantitatif untuk mendeskripsikan pemertahanan bahasa Hokkian terhadap pembelajaran bahasa Mandarin oleh siswa/I SMA Sultan Agung di Kota Pematangsiantar. Pada penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Setelah dilakukan analisis maka dapat dideskripsikan bahwa sebagai bahasa ibu atau bahasa pertama, bahasa Hokkian digunakan hampir pada semua ranah dan hampir pada semua peristwa bahasa. Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan diperoleh hasil bahwa bahasa Hokkian paling sering digunakan pada ranah tetangga dengan persentase mencapai 60%-81,67%, ranah ranah pergaulan merupakan ranah kedua dengan tingkat kedua penggunaan bahasa Hokkian yaitu mencapai 70% dan pada ranah pendidikan penggunaan bahasa Mandarin 53,33%-68,33%. Hal ini menandakan bahwa penggunaan bahasa Hokkian sebagai bahasa Ibu masih tergolong bertahan disebabkan rata-rata persentase penggunaan bahasa Ibu ≥50%.