Show simple item record

dc.contributor.advisorDaulay, Harmona
dc.contributor.authorKurnia, Angga
dc.date.accessioned2019-01-16T03:34:02Z
dc.date.available2019-01-16T03:34:02Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/10560
dc.description.abstractKota Medan, yang merupakan kota terbesar ketiga memiliki banyak permasalahan sosial terutama permasalahan di dalam menangani anak jalanannya. Tercatat Sumatera Utara memiliki jumlah anak jalanan sebanyak 2.867 anak jalanan yang tersebar di 5 kota. Dengan banyaknya jumlah anak jalanan di Kota Medan, berbanding lurus dengan kekerasan yang terjadi di kalangan anak jalanan itu sendiri. Terutama kekerasan yang diakibatkan oleh adanya senioritas di dalam kehidupan anak jalanan tersebut. Penelitian dengan judul “Fenomena Senioritas Terhadap Kekerasan Yang Terjadi Pada Anak Jalanan Di Kota Medan”, memiliki rumusan masalah tentang bagaimana bentuk-bentuk kekerasan yang dialami oleh senioritas tersebut dan alasan mengapa hal tersebut terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk kekerasan yang dialami anak jalanan oleh karena adanya senioritas dan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun sumber data yang digunakan adalah data-data primer dan sekunder dari hasil wawancara para anak jalanan yang pernah mengalami kekerasan dari para senior mereka. Data akan dianalisa dengan metode deskriptif analisis. Landasan teori yang digunakan adalah teori maskulinitas oleh Connell. Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa maskulinitas di kalangan anak jalanan merupakan suatu konstruksi sosial yang terbentuk secara terus menerus di kalangan anak jalanan dan telah menjadi suatu kesepakatan mereka bersama. Dengan adanya maskulinitas yang umumnya dimiliki oleh para senior mereka sesama anak jalanan, maka muncul hirarki kekuasaan yang di dominasi oleh mereka yang memiliki sisi maskulinitas lebih daripada yang lainya. Dengan adanya dominasi tersebut akan memunculkan berbagai tindak kekerasan terhadap sesama anak jalanan. Pada dasarnya kekereasan tersebut terjadi karena adanya ketimpangan usia dan fisik yang dimiliki oleh masing-masing anak jalanan. Kekerasan tidak hanya diakibatkan oleh senioritas di kalangan anak jalanan saja. Akan tetapi, aparat keamanan juga ikut memberikan kekerasan pada anak jalanan yang masih di bawah umur. Kehidupan jalanan sejatinya tidak layak untuk anak-anak, dengan kehidupan jalanan yang cenderung kasar dan juga keras, tidak seharusnya anak-anak ikut berada di dalamnya. Akan tetapi, karena faktor ekonomi yang dimiliki oleh masing-masing anak itu sendiri, mau tidak mau mereka harus mengambil resiko untuk hidup di jalanan, dan mencari uang untuk membantu keadaan ekonomi keluarga mereka.en_US
dc.description.abstractMedan City, which is the third largest city has many social problems, especially problems in handling street children. North Sumatra has a total of 2,867 street children spread in 5 cities. With the large number of street children in the city of Medan, it is directly proportional to the violence that occurs among street children themselves. Especially the violence caused by the presence of seniority in the lives of these street children. The study entitled "The Phenomenon of Seniority Against Violence That Occurs in Street Children in the City of Medan", has a formulation of the problem of how the forms of violence experienced by the seniority and the reasons why this happened. The purpose of this study was to find out the forms of violence experienced by street children because of seniority and why it happened. This study uses a descriptive research method with a qualitative approach. The data sources used are primary and secondary data from the interviews of street children who have experienced violence from their seniors. Data will be analyzed by descriptive analysis method. The foundation of the theory used is the theory of masculinity by Connell. Based on the results of data analysis that has been done, it can be concluded that masculinity among street children is a social construction that is formed continuously among street children and has become a common agreement. With the existence of masculinity which is generally owned by their senior fellow street children, the power hierarchy emerges which is dominated by those who have more masculinity than others. With this dominance, various acts of violence will be generated against fellow street children. Basically the violence occurs because of the age and physical inequality each street child has. Violence is not only caused by seniority among street children. However, security forces also contributed to the abuse of underage street children. Street life is actually not feasible for children, with street life that tends to be rough and hard, children should not be included in it. However, because of the economic factors possessed by each child themselves, they inevitably have to take the risk of living on the streets, and looking for money to help their family's economic condition.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectSenioritasen_US
dc.subjectMaskulinitasen_US
dc.subjectAnak Jalananen_US
dc.subjectKekerasanen_US
dc.subjectDominasien_US
dc.titleFenomena Senioritas Terhadap Kekerasan yang Terjadi pada Anak Jalanan di Kota Medanen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM140901053en_US
dc.identifier.submitterNurhusnah Siregar
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record