Upacara Mengayunkan Anak Etnik Melayu Kualuh Kabupaten Labuhan Batu Utara : Kajian Semiotika
Abstract
Penelitian ini merupakan penelitian tentang upacara mengayunkan anak etnik Melayu Kualuh Kabupaten Labuhan Batu Utara yang ditinjau dari kajian semiotika. Upacara mengayunkan anak adalah salah satu bentuk upacara tradisi dan merupakan bentuk rasa syukur orang tua kepada Allah SWT atas kelahiran anak tesebut dengan mengundang para kerabat yang ada. Penulis menggunakan teori semiotika yang dikemukakan oleh Charles Sanders Pierce dalam mengkaji skripsi ini. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Dalam upacara mengayunkan anak yang ada pada etnik Melayu Kualuh Kabupaten Labuhan Batu Utara terdapat 21 simbol yaitu : ayunan, kain warna-warni, rebana, tepung tawar, beras putih, beras kuning, bertih,bunga rampai, tepung beras, mangkuk putih, irisan jeruk purut, daun kalinjuhang, tangkai pohon pepulut, daun gandarusa, daun jejerun, daun sepenuh, daun sedingin, pohon sambau, gunting, balai, cenderamata. Adapun nilai-nilai yang terdapat dalam upacara mengayunkan anak adalah sebagai berikut : Nilai estika, Nilai agama, Nilai budaya, Nilai moral, dan Nilai solidaritas.
Collections
- Undergraduate Theses [213]