Potensi Larutan Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia Sappan Linn) dan Karbon Aaktif dari Arang Tempurung Kelapa (Activated charcoal from Coconut shell) Sebagai Bahan Bioactive Caries Detector Dye : Analisis Uji Fitokimia, Uji Antioksidan, Uji Antimikroba dan Uji Inhibitor MMP-1

Abstract

Karies gigi merupakan penyakit infeksi jaringan keras gigi yang prevalensinya paling tinggi di Indonesia bahkan di dunia. Penanganan lesi karies dentin dalam memerlukan metode selektif ekskavasi untuk mempertahankan vitalitas pulpa dan struktur kompleks dentin-pulpa sehat. Caries Detecting Dye (CDD) berperan penting dalam mengidentifikasi antara dentin terinfeksi dan dentin yang masih dapat dipertahankan. CDD juga sebagai bahan diagnostik penting dalam menegakkan karies oklusal dan fraktur mahkota. Namun, bahan CDD komersial saat ini memiliki keterbatasan, seperti tidak bersifat bioaktif, tidak memiliki kandungan antibakteri dan berpotensi menyebabkan iritasi.

Dental caries is the most prevalent infectious disease of the hard dental tissues in Indonesia and worldwide. The management of deep dentin caries lesions requires selective excavation methods to preserve pulp vitality and the integrity of the dentin-pulp complex. Caries Detecting Dye (CDD) plays a crucial role in distinguishing between infected dentin and dentin that can still be preserved. It also serves as an essential diagnostic tool for identifying occlusal caries and crown fractures. However, commercial CDD materials have limitations, such as lacking bioactivity, antibacterial properties, and the potential to cause irritation.