Analisis Fito-Respon Hidrogel Sabut Kelapa (Cocos Nucifera l.) Sebagai alternatif bahan medikamen Saluran Akar Terhadap Aktivitas Hidrofobisitas dan Ekspresi Enzim Phospholipase Enterococcus Faecalis ATCC 29212 (In Vitro)

Abstract

Coconut fiber (Cocos nucifera L.) is a plant that is quite common in Indonesia which has been used as a traditional medicine and has a number of active components and antibacterial properties. Enterococcus faecalis has the ability to grow as a biofilm and can survive on endodontic root canals and causes failure in root canal treatment. Virulence factors play a role in the formation of biofilms attached to the surface of the polysaccharide (EPS) extracellular matrix layer. Bacterial attachment to host cells occurs because of the hydrophobicity activity and the phospholipase enzyme plays a role in facilitating adhesion and damaging the host membrane cell that leads to cell lysis. The purpose of this study was to see the ability of coconut fiber extract and coconut fiber hydrogel to inhibit hydrophobicity activity and expression of phospholipase E.faecalis ATCC 29212 enzyme as an alternative root canal medicament. This research was begun by extracting coconut fiber and made into coconut fiber hydrogel based on the optimal value of pH and coconut fiber biotolerant value at a concentration of 12.5% and 6.25%. Each concentration was tested for the activity of Hydrophobicity and Expression of Phospholipase E.faecalis ATCC 29212 enzyme at various time of 24 hours, 48 hours and 72 hours. The results showed that the hydrophobicity activity test in the form of coconut fiber hydrogel was more effective than the extract, especially at 48 hours with a concentration of 12.5% even though the total extract also had anti-hydrophobicity properties, but with a low scale. Coconut fiber hydrogel also has more anti-phospholipase ability compared to coconut fiber extract at 24 hours with a concentration of 6.25%.

Sabut kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tanaman yang cukup banyak ditemui di Indonesia yang telah digunakan sebagai obat tradisional dan terbukti memiliki sejumlah komponen aktif dan memiliki sifat antibakteri. Enterococcus faecalis memiliki kemampuan untuk tumbuh sebagai biofilm dan dapat bertahan pada saluran akar yang telah dirawat endodonti dan menyebabkan kegagalan perawatan saluran akar. Faktor-faktor virulensi berperan dalam pembentukan biofilm yang melekat pada permukaan lapisan matriks ekstraseluler polisakarida (EPS). Perlekatan bakteri pada sel host terjadi karena adanya aktivitas hidrofobisitas dan enzim phospholipase berperan dalam memfasilitasi adhesi dan merusak membran sel host yang mengarah pada lisis sel. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat kemampuan Ekstrak sabut kelapa dan Hidrogel sabut kelapa dalam menghambat aktivitas hidrofobisitas dan ekspresi enzim phospholipase E.faecalis ATCC 29212 sebagai bahan alternatif medikamen saluran akar. Penelitian ini dimulai dengan melakukan ekstraksi sabut kelapa dan dijadikan dalam bentuk Hidrogel sabut kelapa berdasarkan nilai optimal pH dan nilai biotoleran sabut kelapa pada kosentrasi 12,5% dan 6,25%. Masingmasing kosentrasi diuji aktivitas Hidrofobisitas dan Ekspresi enzim Phospholipase E.faecalis ATCC 29212 dengan waktu 24 jam, 48 jam dan 72 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji aktivitas hidrofobisitas dalam bentuk hidrogel sabut kelapa lebih efektif dibandingkan dengan ekstrak, khususnya pada waktu 48 jam dengan kosentrasi 12,5% sekalipun pada ekstrak total juga memiliki sifat anti Hidropobisitas, namun dengan skala rendah. Pada waktu 24 jam dengan kosentrasi 6,25% Hidrogel sabut kelapa juga memiliki kemampuan anti phospoliphase dibandingkan dengan ekstrak sabut kelapa.