Tingkat Stres Pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Di RSGM Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

Abstract

Stres merupakan masalah yang umum terjadi dalam kehidupan mahasiswa. Kegiatan kepaniteraan klinik dalam program pendidikan dokter gigi dikenal sebagai program yang memiliki jadwal kegiatan yang padat, sehingga kemungkinan menimbulkan stres pada mahasiswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat stres pada mahasiswa kepaniteraan klinik di RSGM Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 120 orang. Pengukuran tingkat stres menggunakan Medical Student Stressor Questionnaire (MSSQ) yang terdiri atas 6 dimensi dengan 40 butir pernyataan tentang penyebab stres. Jika tidak mengalami stres diberi skor 0, stres ringan diberi skor 1, stres sedang diberi skor 2, stres berat diberi skor 3, dan stres sangat berat diberi skor 4. Total skor adalah dengan melakukan penjumlahan dan dibagi dengan 40 pernyataan kemudian dikategorikan. Pengambilan data dilakukan dengan membagikan kuesioner online melalui link Google form. Data diolah secara komputerisasi. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa kepaniteraan klinik di RSGM USU yang mengalami stres berat paling banyak pada dimensi proses belajar dan mengajar (TLRS) 40,8%, sesudah itu diikuti dimensi akademik (ARS) 40%, dan dimensi intra dan interpersonal (IRS) 34,2%. Mahasiswa kepaniteraan klinik di RSGM USU paling banyak mengalami tingkat stres sedang 45,8%, sesudah itu diikuti stres berat 29,3%, stres ringan 15,5%, dan stres sangat berat 9,4%. Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang paling banyak mengalami stres pada dimensi proses belajar dan mengajar (Teaching and Learning Related Stressor (TLRS)) dan mahasiswa kepaniteraan klinik di RSGM USU paling banyak mengalami tingkat stres sedang.