dc.description.abstract | Geisha merupakan orang yang memiliki keahlian dalam seni, atau lebih sering diartikan sebagai artis. Mereka juga sering dipanggil dengan sebutan Geiki ( Geisha di Tokyo ) atau Geiko ( Geisha di Kyoto ), yaitu orang yang bekerja sebagai artis dalam seni tradisional yang menampilkan tarian, nyanyian, permainan serta obrolan dengan para tamu di beberapa restoran atau tempat - tempat tertentu seperti dalam perayaan sebuah pesta. Selain menjadi ikon negara Jepang, profesi ini banyak menarik peminat kebudayaan Jepang dari negara selain Jepang.
Profesi Geisha yang sering dikaitkan sebagai profesi yang berhubungan dengan dunia prostitusi, membuat banyak orang bingung akan profesi Geisha yang sebenarnya. Hal ini menjadi fokus utamapeneliti untuk mengangkat tema Karakteristik Kehidupan GeishaPada Masa Pasca Perang Dunia Ke-II. Adapun teori yang digunakan ialah teori perubahan kebudayaan menurut Samuel Koenig, teori fenomena menurut Edmund Husserl, dan teori Historical Research menurut Suryabrata. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perubahan kehidupan dan Karakteristik Geisha di masa pasca perang dunia ke-II.
Profesi Geisha memiliki karakteristik yang berbeda - beda disetiap zamannya. Sehingga, pada penelitain ini, peneliti memaparkan sejarah singkat bagaimana karakteristik kehidupan Geisha dari masa awal munculnya Geisha sampai kehidupannya di masa pasca perang dunia ke-II agar dapat memahami perubahan kehidupan yang terjadi dan karakteristik Geisha di masa pasca perang dunia ke-II.
Geisha pertama kali muncul di awal rezim Tokugawa, yaitu sekitar pertengahan Zaman Edo. Tepatnya sekitar tahun 1600, Geisha pertama merupakan seorang pria. Mereka juga disebut dengan pelawak ( Hōkan ) atau pembawa gendang kecil tradisional Jepang ( Taiko-mochi ). Mereka memasuki pesta - pesta yang diadakan para pelacur ( Yūjo ) dan menghibur tamu - tamu yang ada disana.
Saat memasuki masa restorasi Meiji, perkembangan Fashion mulai bergeser ke pakaian ala barat, Geisha menjadi benteng untuk pakaian tradisional dan adat istiadat. Karakter Geisha yang tetap menjaga budaya Jepang, membuat Geisha berada dalam dukungan penuh. Beberapa Geisha menjadi bintang yang fotonya dikumpulkan oleh pemujanya, banyak lukisan gambar Geishayang paling terkenal. Sumber penghasilan yang tidak terduga seperti kartu pos, iklan, dan kalender menjadi sangat populer. Terutama dengan adanya turis asing yang terus bertambah. Geisha menjadi lambang patriot yang kuat pada masa itu. Selama masa perang dunia ke-II,terjadi peristiwa penutupan rumah Geisha, profesi Geisha terancam. Hal ini dikarenakan, Geisha diwajibkan untuk mengikuti wajib militer dengan bekerja sebagai buruh pabrik untuk memproduksi peralatan perang. Selain itu, para wanita asing dipaksa melakukan perbudakan seksual ( Jugun Ianfu ) oleh tentara Jepang dan dipaksa untuk melayani personel militer. Untuk menghilangkan Jugun ianfu yang dilakukan oleh tentara Jepang, kekaisaran mendirikan program perempuan penghibur yang terdiri dari para Geisha di dalamnya. Selama masa pendudukan Amerika, Upaya terorganisir ini terus berlangsung untuk memberi kenyamanan prajurit Amerika Serikat, Kejatuhan ekonomi dari perang dunia ke-II memaksa banyak wanita Jepang bergabung dalam organisasi itu.
Banyak wanita dalam organisasi itu mengenakan pakaian tradisional dan riasan wajah yang mirip dengan Geisha bahkan mengaku sebagai Geisha hanya untuk menarik perhatian tentara Amerika. Hal ini menyebabkan kesalahpahaman tentara Amerika dalam pengelompokan semua wanita sebagai “ Geesha-girls ” yang menyebabkan profesi Geisha kemudian dikaitkan dengan dunia prostitusi.
Dikarenakan citra buruk yang diciptakan oleh wanita - wanita yang menyamar menjadi Geisha tersebut, dimasa pasca perang dunia ke-II, Geisha bekerja keras untuk mengembalikan citra Geisha yang sesungguhnya, yaitu sebagai seorang seniman yang bertalenta. Mereka juga berusaha mempertahankan eksistensi profesinya yang sempat dilarang pada masa perang dunia ke-II.
Karakteristik Geisha pada masa pasca perang dunia ke-II, memiliki perbedaan yang sangat kontras dengan karakteristik Geisha di masa sebelumnya, dimana mereka memiliki karakter yang jauh lebih modern dan memiliki tingkat kebebasan pribadi yang lebih besar.
Meskipun kehidupan Geisha pada masa pasca perang dunia ke-II mengalami banyak kesulitan akibat dari peristiwa perang dunia ke-II, mereka berhasil ikut berkontribusisecara signifikan terhadap kesehatan ekonomi Jepang secara keseluruhan dan menjaga budaya tradisional Jepang di garis depan dunia modern. | en_US |