Show simple item record

dc.contributor.advisorArfianty, Rani
dc.contributor.authorHutabarat, Dani. F
dc.date.accessioned2019-01-29T02:08:56Z
dc.date.available2019-01-29T02:08:56Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/10938
dc.description.abstractKertas karya ini berjudul “Etika Masyarakat Jepang Dalam Berinteraksi Sosial”. Tujuan penulisan kertas karya ini adalah untuk mengetahui tentang etika masyarakat Jepang dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial di dalam lingkungan keluarga, rekan bisnis, maupun dalam masyarakat umum. Metode yang digunakan adalah metode kepustakaan dengan mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan penulisan kertas karya ini. Dalam berinteraksi sosial, Jepang merupakan salah satu contoh negara yang mempunyai etika dalam berkomunikasi dan berinteraksi yang unik dan menarik. Negara yang dijuluki sebagai negeri sakura ini sangat terkenal akan sopan santunnya dalam berinteraksi sosial. Bahkan, dengan sesama mereka maupun orang asing masyarakat Jepang dikenal memiliki etika berinteraksi sosial yang sangat baik. Hal ini dapat terlihat ketika masyarakat Jepang melakukan tradisi, ojiki, yaitu membungkukkan badan ketika pertama kali bertemu dengan orang lain, mengucapkan terima kasih, dan selalu meminta maaf apabila membuat suatu kesalahan. Dalam melakukan hubungan interaksi, keharmonisan merupakan kunci utama dalam berinteraksi. Yang artinya tidak hanya masyarakat Jepang saja, tetapi kepada negara lain juga memiliki pandangan dengan demikian. Tetapi yang menjadi pembedanya adalah ada beberapa ungkapan dalam bahasa Jepang yang menyertai keharmonisan tersebut. Rasa keterikatan dengan satu sama lain pada kehidupan masyarakat Jepang memang sangat kuat. Dalam melakukan hubungan interaksi, masyarakat Jepang memiliki penegakan nilai-nilai moral untuk saling memahami satu sama lain. Contohnya, pada saat bertemu di jalan pada seseorang yang di kenal, mereka saling menyapa dengan menanyakan “Ogenki desuka?” (apa kabar), Hal ini yang membuat bahwa orang Jepang memiliki sifat keramahan tamahan dalam berinteraksi. Karena orang Jepang sudah terbiasa menjalin kehidupannya dengan penuh kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya. Seperti contoh, dalam hal etika hidup bermasyarakat dalam berinteraksi sangat baik dalam kalangan keluarga, rekan bisnis, dan juga masyarakat umum tetap terjaga dengan baik. Di kalangan keluarga, Jepang adalah negara yang menghargai hubungannya dengan anggota keluarganya. Dalam bahasa Jepang Ie memiliki dua arti, yakni rumah dan sistem keluarga. Yang dimaksud dengan Ie adalah sistem keluarga masyarakat Jepang sebagai tempat berkumpulnya anggota keluarga, serta tempat mereka melaksanakan kehidupan sosial mereka bersama. Sejak zaman dahulu, orang jepang beranggapan bahwa rumah dan keluarga adalah aspek yang sangat penting di dalam kehidupannya. Orang Jepang sangat jarang memuji anggota keluarganya sendiri ketika berbicara dengan orang lain. Sangat penting bagi mereka bersikap lebih sopan kepada orang lain karena, memuji anggota keluarga sendiri dianggap tidak sopan. Interaksi di antara rekan bisnis, orang Jepang juga selalu menggunakan kata-kata salam (Aisatsu). Etiket berinteraksi dengan rekan bisnis pada orang Jepang sedikit berbeda dengan orang barat. Kata “ya” yang diucapkan pengusaha Jepang tidak selalu bermakna setuju. “ya” memiliki banyak arti, hal itu belum tentu juga setuju atau menerima bisnis yang ditawarkan. Orang Jepang memiliki cara halus untuk menolak tawaran bisnis, demi untuk menjaga keharmonisan dan menghindari perselisihan dalam hubungannya dengan yang lain. Sebagai negara yang menjunjung tata karma yang tinggi, Jepang memiliki aturan sendiri yang seolah-olah telah menjadi tradisi di dalam berbisnis. Orang Jepang adalah pekerja keras yang jujur. Interaksi masyarakat Jepang dikalangan masyarakat umum, masyarakat Jepang sangat menghargai suatu hubungan baik dengan orang lain. Ada beberapa hal penting dari budaya, kebiasaan dan aturan-aturan masyarakat Jepang yang perlu diketahui yaitu sopan santun, sikap menghormati orang lain, sikap rendah hati, dan tidak ragu untuk meminta maaf untuk orang lain. Karakter istimewa orang Jepang adalah menjunjung tinggi etika saat berinteraksi dengan orang lain (menghormati), tidak menunjukkan perasaan gembira, sedih, sesal, dan amarah. Walaupun menekan rasa sulit itu, mereka menganggap itu menunjukkan ketidakdewasaan dan tidak sopan apabila tidak dilakukan perasaan tersebut dalam berinteraksi dengan orang lain. Bahkan, pada saat melakukan suatu perayaan pun orang Jepang memiliki ungkapan tersendiri dalam suatu perayaan tersebut. Oleh karena itu, masyarakat Jepang mempunyai ciri khas, tradisi, dan aturan khusus dalam berinteraksi sosial baik itu di dalam keluarga, hubungan rekan bisnis, dan di dalam lingkungan keluarga.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectEtika masyarakat Jepangen_US
dc.titleEtika Masyarakat Jepang dalam Berinteraksi Sosialen_US
dc.title.alternative日本人が社会的相五作用であるen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM142203099en_US
dc.identifier.submitterAkhmad Danil
dc.description.typeKertas Karya Diplomaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record