Dari Markas Bompa ke Gedung Juang 45 Sumatera Utara Tahun 1943-1992

Abstract

Penelitian ini diberi judul Dari Markas BOMPA ke Gedung Juang 45 Sumatera Utara Tahun 1943-1992. Gedung Juang 45 Sumatera Utara adalah gedung monumental sebagai markas besar perjuangan pemuda terdahulu yang sarat akan nilai sejarah namun minim diketahui oleh masyarakat. Untuk itu penulis mencoba melihat keberadaan Gedung Juang 45 tersebut. Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana fungsi Gedung Juang 45 masa pendudukan Jepang di Kota Medan tahun 1943-1945 ? Bagaimana fungsi Gedung Juang 45 masa mempertahankan kemerdekaan di Kota Medan tahun 1945-1949 ? dan bagaimana fungsi Gedung Juang 45 setelah diresmikan pada tahun 1975 ? Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fungsi dari didirikannya Gedung Juang 45 Sumatera Utara yang terletak di Jl. Pemuda No. 17, Medan. Adapun fungsi tersebut berbedabeda dalam setiap periode. Dalam periode 1943-1945, masa penjajahan Jepang hingga era memperjuangkan kemerdekaan Sumatera Utara, gedung ini berfungsi sebagai markas BOMPA dan markas Pemuda. Selanjutnya periode 1945-1949, masa mempertahankan kemerdekaan, gedung ini difungsikan sebagai markas BPI serta pusat mobilisasi TKR. Terakhir, periode 1975 hingga seterusnya, gedung ini diresmikan dan berfungsi sebagai kantor DHD-45 Sumut dan Museum Juang. Penelitian ini menggunakan Metode Sejarah yang menurut Kuntowijoyo terdiri dari lima tahapan yaitu : Pemilihan Topik, Heuristik (pengumpulan sumber), Kritik (verifikasi sumber), Interpretasi (penafsiran), dan Historiografi (penulisan sejarah). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Gedung Juang 45 merupakan suatu tempat monumental yang berperan penting dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan RI. Tidak hanya sekedar markas biasa, tetapi gedung inilah markas besar bagi perjuangan kemerdekaan di tanah Sumatera. Nilai-nilai historis inilah yang seharusnya diangkat ke permukaan agar diketahui oleh masyarakat luas.