Kimono pada Zaman Heian
View/ Open
Date
2018Author
Praptiningsih, Mira
Advisor(s)
Handayani, Diah Syafitri
Metadata
Show full item recordAbstract
Pakaian adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain tempat tinggal dan makanan.
Setiap bangsa di dunia umumnya memiliki pakaian nasional yang disesuaikan dengan adat
istiadat, kondisi geografis dan cuaca atau iklim setempat. Jepang memiliki pakaian nasional
bernama Kimono. Kata kimono berasal dari kata “ki” berarti memakai dan “mono” berarti
barang, sehingga secara harfiah kimono berarti sesuatu yang dipakai atau pakaian.
Menurut Japan Encylopedia, kimono merupakan pakaian nasional Negara Jepang yang
dipakai oleh perempuan dan laki-laki. Wanita mengenakan kimono berbentuk baju terusan,
sementara pria mengenakan kimono berbentuk setelan. Kimono telah ada sejak ratusan tahun
atau lebih ribuan dan merefleksikan pengaruh yang datang dari kebudayaan India, China, Korea
dan Asia Tenggara. Pada awal sejarah Jepang yakni pada masa prasejarah, kimono sudah ada
tetapi bentuknya jauh berbeda dengan kimono masa kini. Pada zaman monarki, feodal hingga
modern, bentuk kimono terus mengalami perubahan hingga akhirnya menjadi bentuknya yang
sekarang ini.
Dari setiap zaman, kimono mengalami banyak perubahan salah satunya zaman Heian.
Zaman Heian berlangsung tahun 794-1185 masehi dan merupakan sejarah klasik Jepang yang
terakhir. Zaman Heian adalah suatu periode dimana interaksi dengan China telah berkurang
drastis dan budaya serta pakaian tradisional Jepang mulai berkembang menurut caranya sendiri.
Pengaruh budaya yang hanya berupa imitasi murahan dari budaya zaman T’ang China semakin
berkurang dan hanya sebagian kecil yang sudah mengakar dalam kehidupan Jepang yang
bertahan, kemudian menjadi pondasi kebudayaan Jepang sampai masa kini. Karenanya, pada zaman Heian terjadi perubahan gaya arsitektur, standar kecantikan, hingga seni, bahasa dan
terciptalah budaya baru yang mulai memiliki karakteristiknya sendiri.
Pada zaman Heian terkenal dengan Jyuunihitoe. Jyuunihitoe adalah kimono yang sangat
elegan dan sangat kompleks yang hanya dipakai para wanita di Jepang. Secara harfiah
jyuunihitoe berarti “jubah 12 lapis” yang dikenakan oleh perempuan yang berkedudukan tinggi
dari istana kekaisaran dan merupakan pakaian yang paling terkenal di zaman Heian. Jyuunihitoe
terdiri dari berbagai lapisan yang merupakan pakaian sutra, dengan garmen terdalam terbuat dari
sutra putih. Berat total jyuunihitoe bisa bertambah 20 kg. Aksesori penting adalah kipas rumit,
yang bisa diikat dengan tali saat dilipat. Dan saat ini, jyuunihitoe dapat dilihat di museum, film,
demonstrasi kustom, tempat wisata atai pada festival tertentu. Jyuunihitoe adalah salah satu
barang yang paling mahal di Jepang.
Dan juga untuk kimono pria, dalam mengenakan kimono yang dibedakan warna dan
desainnya. Pria dengan kedudukan tertinggi akan menggunakan pakaian ungu dan kedudukannya
di bawahnya akan menggunakan merah, diikuti dengan warna hijau, dan kemudian biru. Pria
yang lebih tinggi kedudukannya akan mengenakan kimono dengan nuansa gelap.
Collections
- Diploma Papers [164]