• Login
    View Item 
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Cultural Sciences
    • Department of Japanese Literature
    • Diploma Papers
    • View Item
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Cultural Sciences
    • Department of Japanese Literature
    • Diploma Papers
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Teater Tradisional di Jepang

    Nihon No Dento Gekijo

    View/Open
    Fulltext (3.325Mb)
    Date
    2018
    Author
    Lubis, Dhaifina Ghassani
    Advisor(s)
    Nelvita
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas, teater adalah proses pemilihan teks atau naskah, penafiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari publik atau penonton. Proses penjadian drama ke teater disebut proses teater atau disingkat berteater. Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan luas. Teater dalam arti luas adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis). Dalam arti sempit, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Teater di Negara Jepang juga terkenal, teater Jepang memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Dengan adanya rasa takut akan kesulitan mengikuti jalan cerita di panggung karena perbedaan bahasa dan budaya, tidak sedikit calon penonton yang tidak mau mengambil risiko untuk merasa kecewa dan pada akhirnya memutuskan untuk melewatkan kesempatan besar menikmati salah satu karya seni besar Jepang apalagi karena sebenarnya banyak teater yang memiliki fasilitas untuk mengakomodir penonton internasional dan membuat pementasannya dapat dimengerti oleh siapapun. Teater tradisional di Jepang ada 4 yaitu Kabuki, Nohgaku, Bunraku, dan Kyogen. Kabuki (歌舞伎) adalah seni teater tradisional khas Jepang. Aktor kabuki terkenal dengan kostum mewah dan tata rias wajah yang mencolok. Musik pengiring kabuki dibagi berdasarkan arah sumber suara. Musik yang dimainkan di sisi kanan panggung dari arah penonton disebut Gidayūbushi. Takemoto (Chobo) adalah sebutan untuk Gidayūbushi khusus untuk kabuki. Selain itu, musik yang dimainkan di sisi kiri panggung dari arah penonton disebut Geza ongaku, sedangkan musik yang dimainkan di atas panggung disebut Debayashi. Noh (能Nō), berasal dari bahasa Jepang untuk "keterampilan" atau "bakat", adalah bentuk utama drama musikal Jepang klasik yang telah dilakukan sejak abad ke-14. Dikembangkan oleh Kan'ami dan putranya, Zeami, ini adalah seni teater tertua yang masih dilakukan hari ini. Secara tradisional, Nōgaku mencakup lima drama Noh dengan drama kyōgen komedi di antaranya; program singkat dari dua drama Noh dan satu kyōgen telah menjadi umum dalam presentasi Noh hari ini. Permainan okina (翁) dapat disajikan di awal terutama selama Tahun Baru, hari libur, dan acara-acara khusus lainnya. Noh bersama dengan Kyogen adalah bagian dari teater Nōgaku. Bunraku (文楽) adalah sandiwara boneka tradisional Jepang yang merupakan salah satu jenis ningyo jōruri (人形浄瑠璃ningyō jōruri, boneka jōruri). Istilah bunraku khususnya digunakan untuk ninyo johruri (sandiwara boneka dengan pengiring musik jōruri) yang berkembang di Osaka. Jōruri atau ditulis sebagai jōruri adalah sebutan untuk naskah dalam bentuk nyanyian. Penyanyi jōruri disebut tayū, dan menyanyi dengan iringan musik shamisen. Sebuah boneka dimainkan oleh tiga orang dalang yang disebut ningyō tsukai. Sewaktu memainkan boneka, dalang tidak menyembunyikan diri dari pandangan penonton. Kyōgen berasal dari "kyōgen-kigo" (kyōgen-kigyo) yang merupakan istilah agama Buddha untuk kata berbunga-bunga atau cerita yang tidak masuk akal. Istilah kyōgen-kigyo sering dipakai kritikus sastra sewaktu mengkritik cerita roman dan puisi. Istilah ini kemudian digunakan untuk salah satu unsur Sarugaku berupa pertunjukan monomane (seni meniru gerak-gerik dan cara berbicara secara humor). Sejalan dengan perkembangan Sarugaku, istilah "kyōgen" akhirnya dipakai untuk sebagai sebutan untuk teater humor pada pementasan Noh. Dalam konteks sehari-hari, istilah "kyōgen" dalam bahasa Jepang bisa berarti tindakan untuk menipu orang lain (orang yang pura-pura dirampok disebut kyōgen-gōtō), berbohong atau bercanda, atau tarian yang memancing tawa.
    URI
    http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/11828
    Collections
    • Diploma Papers [164]

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara - 2025

    Universitas Sumatera Utara

    Perpustakaan

    Resource Guide

    Katalog Perpustakaan

    Journal Elektronik Berlangganan

    Buku Elektronik Berlangganan

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    All of USU-IRCommunities & CollectionsBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit DateThis CollectionBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit Date

    My Account

    LoginRegister

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara - 2025

    Universitas Sumatera Utara

    Perpustakaan

    Resource Guide

    Katalog Perpustakaan

    Journal Elektronik Berlangganan

    Buku Elektronik Berlangganan

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV