dc.description.abstract | Film merupakan salah satu jenis karya sastra yang menarik untuk dibahas. Hal ini dikarenakan dalam sebuah film pengarang akan memberikan penonton secara tidak langsung dapat merasakan dan mengkhayati berbagai permasalahan kehidupan yang digambarkan melalui cerita. Permasalahan kehidupan manusia bisa berupa masalah sosial kemasyarakatan, masalah kejiwaan (psikologi), masalah moralitas dan lain-lain.
Salah satu film yang menceritakan masalah psikologi atau kejiwaan adalah film yang berjudul “Flying Color” karya Nobutaka Tsubota. Film ini menceritakan kehidupan tokoh utama yang bernama Sayaka Kudou. Sayaka dikisahkan sebagai seorang anak yang tidak mendapatkan kasih sayang (amae) dari sang ayah yang menimbulkan tekanan batin (neurosis). Akibat tidak adanya amae dari sang ayah, Sayaka berubah menjadi pribadi yang suka membangkang, berandalan dan suka membuat masalah. Salah satu contohnya yaitu Sayaka kedapatan membawa rokok, karena hal tersebut menyebabkan Sayaka diskors dan tidak mendapatkan rekomendasi tempat kuliah. Melihat dari sinopsis cerita diatas, film Flying Color ini sarat akan masalah kejiwaan yang diperlihatkan oleh pengarang melalui tokoh cerita Sayaka. Dengan demikian menurut saya cerita film tersebut menarik untuk dianalisis berdasarkan pendekatan psikologis.
Dalam menganalisis film “Flying Color” ini, penulis menggunakan teori psikoanalisis oleh Sigmund Freud dan teori kognitif Aaron Beck. Psikoanalisis sendiri adalah ilmu yang mempercayai bahwa alam bawah sadar merupakan sumber dari motivasi yang ada pada diri manusia. Teori psikoanalisis yang terdapat dalam skripsi ini mencakup sistem kepribadian yang terdiri dari Id, Ego dan Superego. Teori kognitif merupakan teori yang menekankan pentingnya sistem kepercayaan dan pemikiran dalam menentukan perilaku dan keadaan emosional. Keadaan emosi yang terganggu ini tercipta dari sikap atau pandangan negatif dan juga pemikiran yang menyimpang. Pandangan negatif inilah yang membuat seseorang menjadi depresi.
Dari hasil analisis terdapat banyak perbuatan Id yang berusaha mempengaruhi perilaku tokoh utama, namun tidak selalu menang. Ada beberapa peristiwa di mana Ego dan Superego dapat berhasil menekan Id. Misalnya ketika Id Sayaka merasa bahwa usahanya selama ini untuk belajar tidak membuahkan hasil dan cenderung sia-sia sehingga membuatnya ingin berhenti belajar. Ego tahu benar bahwa tindakan tersebut merupakan hal yang tidak baik. Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas. Sehingga tindakan Sayaka tersebut harus dicegah dengan adanya pemikiran positive dalam diri sendiri.
Begitu pula dengan Superego yang berhasil mengalahkan Id, saat Id Sayaka berkeinginan akan terus membenci dan melawan sang ayah yang selama ini tidak peduli terhadapnya. Superego yang bertugas melakukan hal yang sesuai dengan hati nurani, akhirnya membuat Sayaka memaafkan sang ayah dan melupakan permasalahan yang pernah terjadi diantara keduanya.
Maka, dari hasil analisis ini dapat disimpulkan sebagai berikut : pertama, film Flying Color merupakan film yang menceritakan kehidupan seorang gadis yang tidak mendapatkan kasih sayang (amae) dari sang ayah yang mengakibatkan mengalami tekanan batin. Kedua, tokoh Sayaka sebagai tokoh yang mengalami mengalami tekanan batin diakibatkan oleh kurangnya kasih sayang (amae) yang diterimanya dari orang tua terutama sang ayah. Ketiga, keadaan psikologi Sayaka yang selalu berpikiran negatif tentang dirinya, dunia dan masa depan merupakan faktor utama yang membuatnya depresi. Dan juga ketidakpedulian sang ayah terhadap Sayaka membuatnya merasa tidak diinginkan, tidak berharga sehingga membuat jiwa Sayaka tertekan. Keempat, tokoh Sayaka dilihat dari struktur jiwanya lebih banyak Id dibanding Ego dan Superego. Tokoh sayaka lebih mengutamakan pemuasan atas hasrat Id nya. Hal ini dapat diketahui dari perilaku Sayaka yang sering membuat masalah dan juga membangkang kepada sang ayah serta menyebut sang ayah sebagai orang tua sialan. Ini membuktikan hasrat Id tidak dapat dibendung oleh Ego dan Superego. Namun, dimenit terakhir Id Sayaka dapat ditekan oleh Ego maupun Superego. Sehingga diakhir cerita Sayaka menjadi tidak membangkan lagi dan sadar akan tindakannya selama ini.
Film “Flying Color” karya Nobutaka Tsubota jika dilihat dari segi psikologi merupakan film yang baik. Karena dalam film ini memberikan pembelajaran bagi penulis maupun penonton dalam menghadapi masalah kehidupan yang sama. Film ini juga mengajarkan kita untuk selalu memiliki pandangan atau pemikiran positive terhadap diri sendiri, dunia maupun masa depan serta pentingnya kasih sayang (amae) agar tidak menuntun kita kepada suatu kejadian seperti Sayaka yang mengalami depresi akibat dari adanya pemikiran negatif dan juga tidak adanya kasih sayang (amae). Skripsi ini juga diharapkan dapat menjadi acuan bagi para pembaca dan penelitian-penelitian karya sastra yang menggunakan pendekatan psikologi selanjutnya. | en_US |