Show simple item record

dc.contributor.advisorNelvita
dc.contributor.authorSimatupang, Yeni M
dc.date.accessioned2019-03-29T01:49:22Z
dc.date.available2019-03-29T01:49:22Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/12949
dc.description.abstractKertas karya ini berjudul Konsep Kepercayaan dan Agama Masyarakat Jepang (Shinto dan Buddha). Penulis memfokuskan penelitian ini pada konsep kepercayaan agama di jepang yakni Shinto dan Buddha, dasar agama di Jepang. dan konsep agama bagi kehidupan masyarakat Jepang. Tujuan penulisan kertas karya ini adalah untuk menambah wawasan pembaca dan bagi pelajar behsa Jepang khususnya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan konsep kepercayaan dan agama masyarakat Jepang dan juga, sebagai salah satu syarat kelulusan dari program Diploma-III Jurusan Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan kertas karya ini, metode yang digunakan adalah metode studi pustaka. Menurut Nazir ( 1998:112), " Studi Kepustakaan merupakan langkah yang penting dimana setelah seseorang peneliti menetapkan topik penelitian, lagkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkitan dengan topik penelitian. Dalam pencarin teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal,majalah, hasil-hasil penelitian, internet dan sumber lainnya. Berdasarkan pengamatan, Jepang terkenal dengan kemajuan teknologi, etos kerja, keunikan budayanya, dan makanannya. Selain itu, Jepang juga dikenal sebagai negara sekularisme. Jepang beserta asumsi masyarakatnya menegani agama ini sangatlah menarik unutk ditelaah. Jepang sebagai negara sekuler berarti Jepang memandang bahwa moral dan etika tidak didasarkan pada agama. Pandangan orang Jepang terhadap agama adalah sebagai ikatan budaya dan tradisi. Memiliki dua atau leih agama dalam kehidupan seseorang adalah sesuatu yang wajar, dan hal tersebut menjadikan salah satu karakteristik agama Jepang. Dalam sejarahnya yang panjang, agama telah mengalami perkembangan, agama asli tetap dipertahankan walaupun muncul agama-agaa baru, agama asli tetap hidup dengan harmonis meskipun terjadi sinkretisme Meskipun dikatakan bahwa agama tidak penting dalam kehidupan orang jepang namun pada kenyataannya orang Jepang tetap meneruskan kehidupan keagamaan dalam perilaku mereka sebaga "penjaga tradisi" kebudayaan mereka. walaupun mayarakatnya sekuler, toleransi beragama tetap tinggi dan etika orang Jepang tidak sepenuhnya jelek. Terdapat nilai-nilai yang patut di contoh seperti kesopanannya yang tinggi, etos kerja dan budaya malu yang berlaku. . Penelitian mengenai konsep kepercayaan dan agama masyrakat Jepang ini diharapakan memberikan inspirasi dan menambah wawasan kepada pembaca mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kepercayaan masyarakat Jepang.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectKepercayaanen_US
dc.subjectAgamaen_US
dc.subjectMasyarakat Jepangen_US
dc.titleKonsep Kepercayaan dan Agama Masyarakat Jepang (Shinto dan Buddha)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM152203020en_US
dc.identifier.submitterAkhmad Danil
dc.description.typeKertas Karya Diplomaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record