dc.description.abstract | Ende sitogol adalah salah satu budaya bagi masyarakat Angkola, khususnya Padang Sidempuan, yang berupa nyanyian untuk mengungkapkan perasaan, baik perasaan sedih karena ditinggal pasangan, atau kekecewaan karena ditinggal mati salah satu keluarga. Ende sitogol (nyanyian yang mengungkapkan kesedihan hati) ini tidak dinyanyikan secara berkelompok, tetapi dinyanyikan secara pribadi, dan tidak di tempat ramai melainkan di tempat sepi seperti di bukit yang jauh dari penduduk. Dalam menyanyikan ende sitogol ini, bisa juga diiringi dengan alat musik khas Angkola misalnya nung-neng, dan suling.
Penelitian ini akan fokus pada analisis makna teks dan, struktur melodi ende sitogol dalam kebudayaan Batak Angkola di kota Padang Sidempuan. Penulis mengacu pada teori Semiotika; teori ini digunakan dalam usaha untuk memahami bagaiamana makna diciptakan dan dikomunikasikan melalui sistem simbol yang membangun sebuah peristiwa seni, dan teori Bruno Netll (1964 : 131) untuk mendapatkan seluruh benda musikal dengan melakukan analisis: perbendaharaan nada, modus, ritem, nada dasar, bentuk, dan tempo. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dibantu oleh data-data responden yang bersifat kuantitatif, yang diperoleh daripenelitian lapangan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami makna tekstual dan, struktur melodi ende sitogol dalam kebudayaan Batak Angkola di kota Padang Sidempuan. Hasil penelitian, berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan narasumber peneliti melihat keberadaan ende sitogol saat ini mengalami penurunan pembelajarannya kepada generasi muda. Tetapi masih ada sanggar – sanggar kesenian di kota Padang Sidempuan yang masih melestarikan nyanyian ini. Hal ini lah yang membuat penulis tertarik ingin meneliti lebih lanjut tentang makna teks dan struktur melodi ende sitogol dalam kebudayaan Batak Angkola di kota Padang Sidempuan. | en_US |