Perbandingan Performansi Upacara Perkawinan Masyarakat Jepang dan Masyarakat Toraja
Totoraja Shakai To Nihon Shakai No Kekkon Shiki No Genshoo
Abstract
Upacara perkawinan adalah tahapan acara yang dilakukan mulai dari awal menentukan pasangan sampai kepada pesta pernikahan dan sesudahnya, yang mana didalamnya mengandung unsur-unsur ritual dan nilai-nilai.Bentuk perkawinan sangat erat kaitannya dengan bentuk keluarga. Penggunaan nilai dan norma budaya dalam menata kehidupan sosial dengan arif disebut Kearifan Lokal.Dalam menjalankan kelangsungan hidup,masyarakat memilih cara dan tradisi diri sendiri mengelola sumber daya yang ada dan petunjuk dari warisan budaya yang ada.
Kearifan lokal tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan dan tradisi.Kebudayaan salah satu ciri bangsa yang memiliki peradaban lebih maju yang diimplementasikan dalam bentuk karya,bunyi,gerak dan suaran yang melahirkan seni.Disetiap etnis dan suku memiliki warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad dan mengalami performansi. Dalam masyarakat Jepang dikenal dengan ada dua buah konsep keluarga yaitu keluarga sebagai “Kazoku” dan keluarga “Ie”. Di Tanah Toraja diusahakan tidak kawin dengan sepupu satu kali,karena dianggap seperti saudara.Yang dianggap ideal bagi mereka ialah perkawinan antara sepupu dua kali atau tiga kali
Tahapan Perkawinan pada masyarakat jepang dan masyarakat toraja terdiri dari tahapan pranikah,pada saat pernikahan dan setelah pernikahan.Salah satu tatacara atau adat yang dilaksanakan pada masyarakat jepang adalah pertunangan (Yuinioo). Dalam yuinoo ini biasanya keluarga mempelai laki-laki dan perempuan saling bertukar hadiah (Yuinoohin dan Yuinookin) yaitu dari pihak pria kepada pihak wanita dan sebalikknya .Sedangkan Yuinookin adalah pemberian uang sebanyak dua atau tiga bulan gaji calon pengantin pria. Setelah tercapai kesepakatan diantara kedua calon pengantin,maka segeralah dilaksanakan upacara pernikahan.Sedangkan Dalam Tahapan Upacara Perkawinan pada Masyarakat Toraja dibagi ke dalam 3 tingkatan diantaranya : Rompo BoBo Bannang,Rompo KaroEng,Rompo Allo.Adapun tahapan upacara pernikahan tersebut disesuaikan dengan tingkatan pernikahan tersebut.
Perbandingan performansi upacara perkawinan pada masyarakat Jepang dan masyarakat Toraja disesuaikan berdasarkan
1. Tempat dan waktu 2.Teks 3.audiens 4.konteks budaya,ideologi dan situasi
5.koteks
Setelah dianalisis ternyata ada beberapa persamaan maupun perbedaan dalam tahapan perkawinan masyarakat Jepang maupun Toraja.Dua wilayah yang berjauhan secara geografis dan berbeda cultul masyarakatnya mempunyai kemiripan dalam tahapan perkawinan disertai dengan perbedaannya.
Teks perkawinan pada performansi perkawinan masyarakat Jepang dan Toraja memiliki makna yang sama,yaitu kata-kata pesan,atau kalimat nasihat yang disampaikan dalam pernikahan agar kedua mempelai hidup rukun dan damai serta menjaga silaturahmi yang baik antar sesama.
Koteks dalam perkawinan masyarakat Jepang dan masyarakat Toraja memiliki makan yang sama yaitu bahan-bahan serta benda-benda yang digunakan mengandung unsur-unsur adat yang mempengaruhi berlangsungnya proses acara tersebut. Konteks ideologi ideologi masyarakat Jepang dan Toraja memiliki kesamaan yaitu unsur keluarga.Namun pandangan masyarakat Jepang tentang pernikahan masih mini,banyak yang masih tidak ingin menikah dengan alasan akan menyusahkan dan alasan ekonomi sehingga populasi kelahiran dan kematian di Jepang tidak seimbang.
Adapun Kearifan lokal yang terdapat di dalam budaya pernikahan Jepang ialah : kerja keras, disiplin,pelestarian kearifan dan kebudayaan,kesetiakawanan,rasa syukur.Sedangkan kearifan lokal pada budaya pernikahan Toraja ialah : kerja keras, gotong royong,kerukunan,komitmen,pikiran positif dan rasa syukur.
Collections
- Undergraduate Theses [525]