Show simple item record

dc.contributor.advisorDimyati, Yazid
dc.contributor.advisorAdriansyah, Rizki
dc.contributor.authorRajagukguk, Tumpal
dc.date.accessioned2019-04-02T01:33:54Z
dc.date.available2019-04-02T01:33:54Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/13006
dc.description.abstractPendahuluan: Epilepsi adalah salah satu kelainan neurologis yang paling sering terjadi pada anak yang memerlukan penatalaksanaan yang tepat, karena epilepsi yang tidak terkontrol akan meningkatkan morbiditas dan risiko mortalitas. Adanya obat anti kejang membantu penderita terbebas dari serangan kejang yang disebabkan salah satunya gangguan elektrolit. Magnesium adalah salah satu kation terbanyak dalam tubuh berperan penting pada sistim susunan saraf pusat, sehingga bila adanya gangguan kadar magnesium yang rendah dalam darah dapat menyebabkan iritabilitas pada sistem saraf hingga serangan kejang pada epilepsi. Tujuan: Untuk menilai kadar magnesium yang rendah dalam darah mempunyai peranan penting pada keberhasilan terapi epilepsi anak. Metode: Penelitian potong lintang dilakukan pada bulan Maret–April 2018 di poliklinik neurologi anak RSUP Haji Adam Malik Medan. Subyek penelitian 72 anak diambil secara konsekutif. Kriteria inklusi adalah anak epilepsi usia <18 tahun yang telah mendapat terapi obat anti epilepsi paling sedikit 6 bulan. Pasien dengan kondisi atau pengguna obat-obatan yang mempengaruhi kadar magnesium dieksklusi. Data diolah menggunakan korelasi Pearson, Mann Whitney, dan Chi square dengan program SPSS 22.0 dengan nilai P < 0.05 dianggap signifikan. Hasil: Di antara 72 anak terdapat 42 orang laki-laki, dengan 50 anak gizi baik. Hipomagnesemia berhubungan dengan kelompok kejang tidak terkontrol p<0,005, dan tidak ada faktor risiko lain yang menyebabkan kondisi kejang. Rerata kadar magnesium kelompok kejang tidak terkontrol 1,8 ± 0.8 mg/dl dan kelompok kejang terkontrol 2,2 ± 0.8 mg/dl. Faktor risiko yang berhubungan dengan hipomagnesemia adalah lama terapi ≥ 2 tahun. Jenis kelamin, usia, status nutrisi, kepatuhan minum obat, jumlah obat anti epilepsi dan etiologi epilepsi tidak berhubungan dengan hipomagnesemia. Kesimpulan: Diketemukan kadar magnesium dalam darah yang rendah pada kasus epilepsi anak yang kejangnya tidak terkontrol setelah pemberian terapi obat antiepilepsi selama enam bulan.en_US
dc.description.abstractIntroduction: Epilepsy is one of the most common neurologic disorders in children who require proper management, because uncontrolled epilepsy increases morbidity and mortality risk. The presence of anti-seizure medication to help the patient free from seizures caused by one of the electrolyte disorders. Magnesium is one of the most important cations in the body plays an important role in the central nervous system, so if any low levels of magnesium in the blood can cause irritability of the nervous system to seizures in epilepsy. Objective: To assess low levels of magnesium in the blood has an important role in the success of childhood epilepsy therapy Methode: The cross sectional study was conducted in March-April 2018 at the neurology clinic of Haji Adam Malik Medan Medan. Subjects of 72 children were taken consecutively. Inclusion criteria are children aged <18 years of age who have received anti-epilepsy drug therapy for at least 6 months. Patients with conditions or users of drugs affecting magnesium levels are excluded. Data were processed using Pearson correlation, Mann Whitney, and Chi square with SPSS 22.0 with P value <0.05 was considered significant Result: Among 72 children there were 42 men, with 50 good nutrition children. Hypomagnesemia is associated with an uncontrolled seizure group p <0.005, and no other risk factors cause seizure conditions. The mean magnesium level of the uncontrolled seizure group was 1.8 ± 0.8 mg / dl and the controlled seizure group was 2.2 ± 0.8 mg / dl. The risk factor associated with hypomagnesemia is the duration of therapy ≥ 2 years. Sex, age, nutritional status, medication adherence, number of anti-epilepsy drugs and epilepsy etiology are not associated with hypomagnesemia. Conclusion: Low levels of magnesium in the blood were found in cases of uncontrolled seizures of the epilepsy after six months of antiepileptic drug therapy.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectHipomagnesemiaen_US
dc.subjectKejang Epilepsien_US
dc.subjectAnaken_US
dc.titlePerbedaan Kadar Magnesium dengan Riwayat Kejang pada Terapi Epilepsi Anaken_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM177103018en_US
dc.identifier.submitterNurhusnah Siregar
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record