Show simple item record

dc.contributor.advisorNaiborhu, Torang
dc.contributor.advisorPurba, Setia Dermawan
dc.contributor.authorSimbolon, Benardus
dc.date.accessioned2019-04-09T02:42:31Z
dc.date.available2019-04-09T02:42:31Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/13219
dc.description.abstractSkripsi sarjana ini berjudul “Fungsi dan Penggunaan 10 (sepuluh) Gondang Tangiang/Tonggo-tongggo dalam Upacara Ritual Sipaha Sada Parmalim di Kota Medan. Parmalim adalah salah satu aliran kepercayaan di Indonesia yang telah menjadi bagian dari ungkapan spiritual oleh masyarakat Batak Toba. Pada aktivitas kepercayaannya, parmalim memiliki tujuh upacara ritual peribadatan yang wajib dilaksanakan oleh setiap umat parmalim,yaitu Mar Ari Sabtu, Martutu Aek, Pasahat Tondi, Mardebata, Mangan Napaet,Sipaha Sada, dan Sipaha Lima. Berdasarkan ketujuh upacara ritual tersebut, penulis mengambil satu upacara ritual yang menjadi fokus kajian dalam tulisan ini yaitu upacara ritual Sipaha Sada. Upacara ritual Sipaha Sada merupakan upacara yang dilakukan sekali setahun pada awal tahun berdasarkan kalender batak yang bertujuan untuk memperingati hari kelahitran tuhan Simarlimbulubosi yang dipercayai oleh umat parmalim sebagai tuhan yang diutus untuk menyelamatkan umat parmalim. Pada upacara tersebut terdapat enam kelompok gondang yang dimainkan berdasarkan masing-masing prosesi upacara yaitu, Gondang Alu-alu, Gondang Tangiang/tonggo-tonggo, Gondang Parningotan, Gondang Pangharoanan, Gondang Laho Manortor, dan Gondang Panggohi. Berdasarkan keenam kelompok gondang diatas, penulis mengambil satu kelompok gondang sebagai objek dalam tulisan ini yaitu, Gondang Tangiang/tonggo-tonggo. Gondang Tangiang/tonggo-tonggo merupakan gondang yang dimainkan, untuk mengiringi pelafalan tangiang/tonggo-tonggo (doa) dalam prosesi pasahat hon pelean (penyampaian persembahan). Gondang ini terdiri dari sepuluh repertoar gondang yang dimainkan berdasarkan urutan tangiang/tonggo-tonggo yang sudah ada. Fungsi gondang dalam prosesi tersebut, adalah sebagai pengantar dan penyempurna doa dan persembahan dari umat parmalim kepada ke seluruh tokoh spiritual yang terpanggil dalam sepuluh tangiang/tonggo-tonggo tersebut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis yang berlandaskan pada teori sepuluh fungsi musik yang telah dikemukakan oleh Allan P Merriam dalam bukunya berjudul, The Anthropology Of Music terdapat tiga fungsi yang terkandung dalam gondang tersebut yaitu, fungsi musik sebagai komunikasi, fungsi musik sebagai perlambangan dan fungsi musik sebagai reaksi jasmani. (1) fugsi musik sebagai komunikasi yaitu, menyampaikan pelean somba serta meminta/memohon berkat (2) fungsi musik sebagai perlambangan yaitu gondang hasapi menandakan bahwa umat parmalim melaksanakan pamelean somba (penyembahan dan persembahan) serta gondang hasapi dalam upacara tersebut merupakan, gondang parhinaloan (lambang persebahan permohonan) (3) fungsi musik sebagai reaksi jasmani yaitu, manortor yang dilakukan oleh uluan atau ruas sebagai reaksi jasmani akan gondang yang sedang dimainkan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectParmalimen_US
dc.subjectTangiang/Tonggo-Tonggoen_US
dc.subjectSipaha Sadaen_US
dc.subjectUpacara Ritualen_US
dc.subjectGondangen_US
dc.titleDeskripsi Penyajian Gondang Tangiang/Tonggo-Tonggo dalam Upacara Ritual Sipaha Sada Parmalim di Kota Medanen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM140707044en_US
dc.identifier.submitterAkhmad Danil
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record