Analisis Faktor Risiko Dermatitis Popok pada Bayi
View/ Open
Date
2018Author
Khairina, Fadilah Oliv
Advisor(s)
Jusuf, Nelva Karmila
Metadata
Show full item recordAbstract
Latar belakang. Bayi memiliki kulit yang lebih sensitif dibandingkan kulit orang dewasa sehingga
mudah terjadi iritasi dan terinfeksi oleh mikroorganisme. Pemakaian popok pada bayi sering kali
mengakibatkan dermatitis popok sehingga mengganggu kenyamanan bayi. Area kulit yang dilapisi
oleh popok kerap kali hangat, lembap dan sering terkontaminasi oleh kotoran yang sarat dengan
mikroorganisme. Angka kejadian dermatitis popok cukup tinggi pada bayi berusia 0 – 24 bulan.
Tujuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian dermatitis popok pada bayi dan menilai hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan
kejadian dermatitis popok. Metode. Rancangan penelitian ini adalah penelitian observasional
yang bersifat analitik dengan desain cross sectional study. Pengambilan data menggunakan cara
wawancara pada responden dengan menggunakan kuesioner yang terstruktur untuk mendapat
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dermatitis popok. Analisis bivariat dengan
menggunakan uji Chi-square untuk menguji hubungan antara kejadian dermatitis popok dengan
faktor-faktor yang berhubungan. Hasil. Dari 75 bayi, 27 (36%) di antaranya menderita dermatitis
popok. Berdasarkan analisis bivariat, didapatkan nilai p ≤ 0,05 untuk variabel jenis makanan
padat yang telah dikonsumsi berupa ikan (p = 0,018) dan kejadian diare (p = 0,021), yang
menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan dermatitis popok. Nilai p > 0,05 untuk
variabel usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan ibu, lingkungan tempat tinggal, jenis makanan
padat (sereal, telur, dan buah-buahan), frekuensi penggantian popok, frekuensi mandi, dan
pemakaian krim pelindung kulit, yang berarti tidak ada hubungan antara variabel-variabel
tersebut dengan dermatitis popok. Kesimpulan. Terdapat hubungan antara dermatitis popok
dengan jenis makanan padat yang telah dikonsumsi berupa ikan dan kejadian diare. Background. Babies have skin that is more sensitive than adult’s skin so the skin is easy to get
irritated and infected by microorganisms. The use of diapers in babies often causes diaper
dermatitis and disturbs the comfort of the baby. Skin areas covered by diapers are often warm,
moist and often be contaminated with dirt loaded with microorganisms. The incidence of diaper
dermatitis is quite high in infants aged 0-24 months. Aim. The purpose of this study is to determine
the factors that influence the incidence of diaper dermatitis in infants and assess the relationship
between these factors and the incidence of diaper dermatitis. Methods. The design of this study is
an analytical observational study with a cross sectional study design. Retrieval of data using
interview methods on respondents uses a structured questionnaire to obtain risk factors which are
associated with the incidence of diaper dermatitis. Bivariate analysis using Chi-square test to
examine the relationship between the incidence of diaper dermatitis and contributing factors.
Results. Of the 75 babies, 27 babies (36%) had diaper dermatitis. Based on bivariate analysis, it
was obtained p value ≤ 0.05 for solid food that had been consumed (fishes, p = 0,018) and
diarrhea (p = 0,021), which means there is a correlation between those variables with diaper
dermatitis. The value of p > 0.05 for the variables of age, sex, maternal education level,
neighborhood, solid foods (cereals, eggs and fruits), frequency of diaper changes, frequency of
bathing, and the use of protective skin cream, which means there isn’t a correlation between those
variables with diaper dermatitis. Conclusion. There is a correlation between diaper dermatitis
and the type of solid food that has been consumed (fishes) and diarrhea.
Collections
- Undergraduate Theses [2254]