Analisis Perbandingan Morfofomenika pada Proses Morfemis Nomina Bahasa Jepang dengan Bahasa Indonesia
View/ Open
Date
2008Author
Syanti
Advisor(s)
Hasibuan, Adriana
Situmorang, Hamzon
Metadata
Show full item recordAbstract
Dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang ada pembentukan kata yang
mengalami perubahan bunyi yang disebut juga “morfofonemik”. Morfofonemik
merupakan proses perubahan kata yang disertai dengan perubahan bunyi. Seperti
awalan me- dalam bahasa Indonesia pada kata menelepon berubah menjadi men-,
dan awalan「めme-」dalam bahasa Jepang pada kata「めんどりmendori」
juga berubah menjadi「めんmen-」. Namun bahasa Jepang sebagai bahasa asing
mempunyai ciri dan kaidah yang berbeda dengan bahasa Indonesia. Maka skripsi
ini membahas tentang perbandingan morfofonemik pada proses morfemis dalam
bahasa Indonesia dengan bahasa Jepang. Pembentukan kata yang dimaksud
berupa afiksasi, reduplikasi, dan komposisi dengan nomina dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Jepang. Penelitian dilakukan dengan metode komparatif
untuk menemukan persamaan dan perbedaan morfofonemik pada proses morfemis
nomina yang terdapat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang. Hasil analisis
menunjukkan bahwa: (a) ada 2 prefiks dalam bahasa Indonesia yang kaidah
morfofonemiknya sama, yaitu me- dan pe-, dalam bahasa Jepang juga ada 2
prefiks yang sama kaidah morfofonemiknya yaitu me- dan o-. (b) prefiks dalam
bahasa Indonesia dan bahasa Jepang sama-sama ada yang mengalami penambahan
fonem, /me-/ → /men-/ dalam bahasa Indonesia,「めme-」→「めんmen-」
dalam bahasa Jepang, dan pelesapan fonem, /ber-/ → /be-/ dalam bahasa
Indonesia, pada kata「かっこくkakkoku」 dalam bahasa Jepang fonem「かく
kaku-」menjadi「かっkak-」. (c) reduplikasi pada bahasa Indonesia dan bahasa
Jepang itu juga sama-sama ada yang mengalami perubahan fonem (sayur →
sayur-mayur dalam bahasa Indonesia, shima → shimajima dalam bahasa Jepang).
Perbedaan afiksasi dalam bahasa Indonesia yaitu: (a) ada yang mengalami
morfofonemik yang berupa peluluhan fonem (mematung → me- + patung) dan
pergeseran fonem (ja-lan → ja-la-nan), namun afiksasi dalam bahasa Jepang
tidak mengalaminya. (b) sebaliknya komposisi dalam bahasa Jepang ada yang
mengalami morfofonemik yang berupa perubahan fonem「あま ama + かさ kasa
→ あまがさ amagasa), namun komposisi dalam bahasa Indonesia tidak
mengalaminya. Fenomena perubahan bunyi ini terjadi untuk mempermudah dan
memperlancar ucapan baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Jepang.
Collections
- Undergraduate Theses [525]