Tradisi Lisan Nandong Simeulue: Pendekatan Antropolinguistik
View/ Open
Date
2019Author
Lubis, Tasnim
Advisor(s)
Sibarani, Robert
Lubis, Syahron
Azhari, Ichwan
Metadata
Show full item recordAbstract
Nandong Simeulue (NS) adalah tradisi lisan dalam masyarakat Simeulue
berupa pantun dan puisi yang mengandung nasehat-nasehat dan cerita-cerita.
Untuk menganalisis tradisi lisan NS, digunakan pendekatan antropolinguistik
yang merupakan interdisipliner antara bahasa dan perilaku (praktik)
berbicara. Dengan menggunakan parameter antropolinguistik yaitu
keterhubungan, kebernilaian dan keberlanjutan, maka penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan performansi NS, mengevaluasi kandungan tradisi
lisan NS, dan menemukan model revitalisasinya agar NS dapat dilestarikan
dan diwariskan kepada generasi penerus. Metode yang digunakan adalah
metode etnografi yang dikemukakan oleh Spradley. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder.
Sumber data primer berupa rekaman nandong, hasil wawancara dan hasil
observasi. Sumber data sekunder berupa teks-teks pantun secara tertulis dan
buku-buku yang memuat informasi nandong.. Temuan performansi berupa
bentuk praktik berbicara yang mencakup struktur teks NS, tahapan
performansi NS, komponen performer dan fungsi tuturan teks NS. Temuan
pada kandungan NS menjelaskan makna, fungsi, nilai, dan norma yang
terdapat di dalamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performansi NS
merupakan performansi nasehat yang terdiri ungkapan persuasif dan naratif.
Ekspresi persuasif mencakup kalimat imperatif, ajakan dan sindiran
sedangkan ekspresi naratif terdiri dari kalimat-kalimat deklaratif. Konteks
performansi terdiri dari situasi formal, non-formal, dan impromptu. Formula
performansi dalam acara formal tersiri dari seramo, nandong pembuka,
nandong isi, nandong penutup dan seramo sedangkan dalam situasi nonformal
dilakukan secara spontan. Komponen performer bisa terdiri dari
kelompok besar, kelompok kecil dan solo. Makna NS dalam masyarakat
Simeulue adalah nasehat dan memiliki fungsi sebagai “alarm”/pengingat
tentang tata cara menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran agama. Nilai-nilai
yang terkandung dalam NS adalah nilai hormat-menghormati, menghargai,
sportifitas, tanggung jawab, dan tangguh (survive). Norma- norma yang
terdapat dalam NS mengikuti tiga aturan yang telah ditetapkan sejak dahulu
yaitu: Tullah, Mahkamah dan Tunah. Selanjutnya, model revitalisasi terdiri
dari dua yaitu jangka panjang dan jangka pendek. Untuk program jangka
pendek, mengaktifkan kembali kelompok (sanggar) nandong agar dapat tetap
eksis/bertahan untuk pengelolaan jangka panjang. Selanjutnya untuk program
jangka panjang, NS akan di dokumentasikan secara audio-video, diarsipkan
(archive) dalam bentuk digital, buku, dan kamus agar dapat bertahan dan
dipelajari oleh generasi muda dan seterusnya. Nandong Simeulue (NS) is an oral tradition in Simeuluenese. It consist of pantoon
and poetry that convey advice and stories. Anthropolinguistic approach as
interdisciplinary was used in this study to analyze NS in order to find out the
relationship between language and language practice. Based on the parameter of
anthropolinguistic that consist of interconection, evaluability, and sustainability,
the objectives of the study were describing performance NS, evaluate the content
of NS, and to find out the revitalization model of NS. The revitalizaation model is
important in order to sustain NS as one of Simeuluenese herritage. Ethnography
method which is proposed by Spradley was implemented in this study. The data
were primary and secondary. Primary data source were video recording of NS, the
result of interview and observation and secondary data source were transcript of
nandong and books that consist of information about nandong The findings of
performance was the form of speaking practice that covered text structure, NS
stages, performer component, and speech funcion of NS. The finding of NS
content explained the meaning, function, value, and norm of NS. The result of the
study showed that performance NS deals with performance of advicing. It
delivered through persuasive and narrative expression. Persuasive expression
covered imperative, request, and satire sentences. Narrative expression encoded
by statement sentences. The context of NS performance were formal, non-formal,
and impromptu. The formula of NS performance in formal situation are seramo,
nandong pembuka (opening), nandong isi (content), nandong penutup (ending)
and seramo. In non-formal situation, nandong is sung spontaneously. Component
of NS performer occure in big group or small group or even solo. The meaning of
NS in Simeuluense is advice. It means nandong is advice. Generally, the function
is an alarm (reminder) for Simeuluenese about how to behave in their life. the
values are respect, honor, sportifity, responsibility, and survive. Norms are belong
to rules; Tullah (based on Islamic religion), Mahkamah (based on government),
and Tunah (custom). Based on performance and the content of NS, the
revitalization model will be done in two term; short term and long term. For the
short term, it focused on activate NS performer group due to the trainer of NS. For
long term, NS will be documented and archived digitally, in a book, and
dictionary or lexicography.