dc.description.abstract | Lingkungan kerja sangat mempengaruhi pekerja dalam menjalankan pekerjaan.
Lingkungan termal merupakan salah satu faktor lingkungan kerja yang
mempengaruhi performansi kerja. Penurunan performansi pekerja stasiun
perebusan di PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Adolina, salah satu akibat dari
faktor lingkungan kerja fisik termal yang bersuhu ekstrim, sebesar 37,0oC.
Penurunan peformansi ditandai dengan waktu non produktif sebesar 25,66%
sampai 74,34%.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan performansi kerja pekerja
stasiun perebusan dengan memberikan rancangan perbaikan baju kerja. Desain
usulan bertujuan untuk meningkatkan waktu paparan rekomendasi atau duration
limited eksposure (DLE) yang diberikan terhadap kondisi termal yang ada. Desain
baju kerja yang dirancang menggunakan metode quality function deployment
(QFD) yang dirancang berdasarkan kebutuhan pekerja.
Analisa termal lingkungan kerja dilakukan dengan melihat nilai Heat Stress Index
(HSI), nilai (Wet Bulb Globe Temperature) WBGT dan menghitung waktu
rekomendasi paparan maksimal pekerja duration limited exsposure (DLE). Hasil
analisa paparan panas didapatkan nilai rata-rata HSI sebesar 94,63% yang
dikategorikan pada level tekanan panas sangat parah. Sedangkan nilai WBGT ratarata
yang diterima adalah sebesar 32,9oC melebihi rata-rata nilai ambang batas ratarata
WBGT pekerja sebesar 25,9oC. Waktu maksimal pekerja diizinkan bekerja di
stasiun perebusan sebesar 34,63 menit dalam satu jam kerja.
Perbaikan fasilitas kerja di stasiun perebusan dengan memberikan rancangan
pakaian kerja yang meliputi upper protective cloth dan lower protective cloth.
Rancangan baju kerja dilakukan dengan pendekatan ergonomi desain dan metode
perancangan produk. Hasil rancangan usulan baju kerja didapatkan bahwa
kenyamanan produk dan akurasi dimensi menjadi prioritas pekerja. Desain usulan
baju kerja meningkatkan waktu paparan rekomendasi maksimal pekerja menjadi
92,99 menit. | en_US |