Show simple item record

dc.contributor.advisorKusdiyana, Eman
dc.contributor.authorSerli, Mei
dc.date.accessioned2019-05-21T01:52:27Z
dc.date.available2019-05-21T01:52:27Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/14490
dc.description.abstractSastra adalah seni yang berhubungan dengan penciptaan dan ungkapan pribadi (ekspresi). Selain itu , sastra juga merupakan hasil karya manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Manfaat sastra pada dasarnya sebagai alat komunikasi antara sastrawan dan masyarakat pembacanya. Karya sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan. Salah satu karya sastra yang paling digemari masyarakat adalah novel. Novel merupakan sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Novel memiliki cerita yang lebih panjang dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan mertikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik berattkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut. Berdasarkan pengertian tersebut novel merupakan cerminan realita kehidupan yang dapat memberikan pengaruh baik dan buruk yang dapat menjadi pelajaran bagi pembaca. Banyak novel yang menceritakan tentang kehidupan manusia, salah satunya adalah novel Senandung Ombak Karya Yukio Mishima. Novel “Senandung Ombak” Karya Yukio Mishima yaitu merupakan novel yang terbit pada tahun 1976. Novel yang berlatar masyarakat pada zaman modren ini menceritakan tokoh utama seorang gadis kaya dan pencari mutiara yang bernam Hatsue dan seorang pemuda nelayan miskin bernama Shinji yang tengah dilanda cinta. Shinji terpesona sejak pertama kali melihat Hatsue saat senja hari dipantai. Hubungan mereka pada awalnya sempat tidak direstui orang tua Hatsue karena Shinji miskin sehinnga tidak pantas dijadikan suami Hatsue karena status sosial. Ayah Hatsue menjodohka Hatsue dengan Yasuo karena dia juga anak orang kaya, karena Ayahnya beranggapan kalau dia menikahkan putinya dengan orang kaya juga hidup putrinya akan bahagia. Tetapi Hatsue menolak perjodohan itu karena dia tidak mencintai Yasuo. Karena Yasuo ditolak Hatsue akhirnya dia marah dan memfitnah Shinji sehinnga para penduduk desa tidak menyukai Shinji dan mebicarakan yang tidak –tidak tentang Shinji. Walaupun hubungan mereka tidak direstui oleh Ayah Hatsue, Shinji dan Hatsue tetap sabar dan berdoa agar suatu saat nanti hubungan mereka direstui oleh Ayahnya. Shinji tidak pernah bermalas-malasan bekerja walaupun dia punya banyak masalah, dia tetap semangat menjalani kehidupannya sehari-hari. Dan menjadikan masalah ini menjadi sebuah tantangan baginya utuk mendapatkan restu dari Ayah Hatsue. Shinji juga harus mempertahankan nyawanya di laut, ditengah hempasan ombak dan badai pasifik untu membuktikan ketulusan dan kelayakanya untuk memiliki Hatsue. Begitu juga dengan Hatsue, walaupun dia dikurung didalam rumah dan tidak diizinkan untuk keluar dan bertemu dengan Shinji. dia tidak pernah menyerah untuk selalu memberi kabar kepada Shinji, dia selalu menulis surat dan selalu memberi semangat kepada Shinji dan selalu berusaha dan sabar untuk membujuk ayahnya agar merestui hubungan mereka. Hatsue juga selalu sabar menanti kepulang Shinji dari lautan yang sedang berlayar. Dia tidak pernah berhenti berdoa agar Shinji pulang dengan keadaan selamat dan agar hubungan mereka direstui oleh ayahnya. Karena kesabaran, kesungguhan, keteguhan hati dan pantang menyerah akhirnya hubungan mereka direstui oleh ayahnya Hatsue. Berdasarkan pendekatan pragmatik yaitu suatu pendekatan kajian sastra yang menitik beratkan kajiannya terhadap kegunaan karya sastra bagi pembaca, Maka setelah penulis menganalisis terdapat bentuk-bentuk nilai pragmatik yang dapat penulis teladani dalam kehidupan sehari-hari. Nilai pragmatik yang terdapat dalam novel “Senandung ombak” diantaranya adalah: Kesabaran, pantang menyerah, berdoa atau berserah diri. kesabaran yang ditunjukkan oleh Shinji yaitu walaupun Shinji sudah disudutkan oleh penduduk desa dengan mengatakan bahwa ia tidak pantas menjadi suami Hatsue karena dia miskin, ia tetap sabar dan menghiraukan perkatan-perkataan penduduk desa. Shinji menjadikan semua masalah ini jai sebuah motivasi baginya untuk menunjukkan kepada para penduduk desa bahwa ia pantas menjadi suami Hatsue. Pantang menyerah yang ditunjukkan oleh Hatsue yaitu Hatsue tidak pernah menyerah dan berhenti meyakinkan ayahnya, bahwa shinji pantas menjadi pendamping hidupnya. Sedangkan yang ditunjukkan Shinji disini yaitu Shinji berani menerima sebagi “pencuci beras” dan ikut berlayar kelautan yang sangat luas dengan ombak yang sangat besar. Hal tersebut menunjukan bahwa Shinji akan siap menghadai tantangan apa saja yang akan dihadapinya, dengan cara begitu dia bisa menunjukkan kepada ayah Hatsue bahwa dia bisa menghidupi Hatsue dan membahagiakannya. Berdoa, meskipun Shinji bamyak masalah dia tidak putus asa dan tetap berdoa agar ia kuat menghadapi semua masalah yang di alaminya dan selalu dilindungi dalam melakukan pekerjaanya sehari-hari. Sedangka sikap berdoa yang di tujunjukan Hatsue adalah Hatsue terus berdoa agar Shinji pulang dengan selamat dari lautan tang luas dan juga selalu nberdoa agar hubungan mereka suatu saat di restui oleh ayahnya. Kesimpulan dari novel “Senandung Ombak” Karya Yukio Mishima adalah menggambarkan tentang peranggai, jiwa dan perjuang seorang gadis yang bernama Hatsue dan Shinji sebagi tokoh dalam cerita. Novel ini bercerita tentang perjuangan Hatsue dan Shinji dalam mempertahankan hubunganya, karena tidak direstui oleh ayah Hatsue karena Shinji orang miskin. Dengan perjuangan panjang dan berat akhirnya hubungan mereka direstui. Tema yanga diangkat dalam novel ini adalah “ Sesulit apapun keadaan yang sedang dihadapi, bukanlah menjadi alasan untuk mewujudkan sebuah mimpi”Nilai pragmatik yang paling menonjol dalam novel ini adalah kesetian dalam menjaga hubungan percintaan antara golongan status soasial bawah dan status sosial atas, yang tidak mendapat restu dari orang tua Hatsue. Nilai kesetiaan tersebut diwujudkan oleh kedua belah pihak antara Hatsue dengan Shinji dalam bentuk kesabaran, perjuanggan atau pantang menyerah, berdoa atau berserah diri.en_US
dc.description.abstract文学は創造と自分の表現に関連する芸術である。それに、文学はニーズを満たすための人間の働きでもある。文学の恩恵は基本的に作家と読書の間の対話の手段である。文学作品は、経験、思考、感情、アイデア、人生の絵の形をした熱意の形をした人間の個人的な表現であり、言語ツールで魅了を呼び起こすことができ、書面で記述されている。 社会に最も人気のある文学作品の一つは小説である小説は散文小説の書かれた物語的な作品であり、普通は物語の形をしている。小説は短編小説よりも長くて複雑な物語を持ち、構造的な制限や技術的な戯曲や詩によって制限されない。一般的に小説は物語の奇妙な側面に重点を置いて、日常生活の中でキャラクターと彼らの行動の物語を伝える。 この理解によって、小説は読者のための教訓となることができる良い面と悪い面の影響を提できる人生の現実の反映である。人間の生活について語る小説の多くは、その1つは『潮彩』 由紀夫三島の作品である。由紀夫三島の「潮彩」と言うは、1976年に出版された小説で、現代を舞台にして、初恋という名の金持ちと真珠を求める人、そして恋する真司という貧しい漁師の主人公を語っている。海で夕方の時に初江さんを見て以来、真司は魅了された。信二は貧乏ので、社会的地位のために初江の夫であることは不適切であるために、彼らの関係は当初初江の両親によって認可されていない。 彼女は金持ちの子でもあったので、初江の父親は初江と康夫とにお見合い、だが、初江はヤスオを愛していなかったので試合を拒否した。ヤスオは初江に拒絶されたので、やっと怒って真司を中傷し、村人たちは真二を嫌い、真二について悪い事の話をした。彼らの関係は初江の父によって認可されていなかったが、信二と初江は辛抱強く残っていつか彼らの関係が彼の父によって祝福されることを祈りした。彼は多くの問題を抱えているにもかかわらず、信二は決して怠惰な仕事をしていなくて、彼はまだ彼の日常生活することに熱心で、そしてこの問題を彼にとって初江神父の祝福を得ることの難題にしている。信じはまも波と太平洋の嵐の中で、初江を持つことの誠実さと価値を証明するために、海での生活を守らならない。 彼女も家の中に閉じ込められていて、外出して信じに会うことを許されていなかったとしても、初江と同様に、彼はいつも信じに話すのをあきらめず、常に手紙を書き、そして常に信じを励まし、そして彼らの関係を祝福するように彼の父親を説得することを常に試みそして辛抱強かった。初江も辛抱強く航行していた海からシンジが戻ってくるのを待った。彼はシンジが無事に家に帰ることで、そして彼らの関係が彼の父によって祝福されることを祈るのを止めなかった忍耐力、誠実さ、決心力、そして寛容さのために、ついに彼らの関係は彼の父親である初江に恵まれた。 実用的なアプローチで、すなわち読者のための文学作品の有用性の研究に焦点を合わせる文学への研究アプローチに基づいて、著者が分析した後に日常生活の中で作家によってエミュレートされることができる実用的な価値の形態がある。『潮彩』と言う小説に含まれている実用的な値は次のとおりである。忍耐、決してあきらめない、祈るまたは降伏することである。 シンジが示した忍耐は、シンジが貧しいので初江の夫になるに値しないと言って村人に追われていたにもかかわらず、彼は忍耐強く残って村人の言葉を無視したということである。シンジはこれらすべての問題を彼が初江の夫であるに値するということを彼に示す動機としました。 初江によって示されたそれに屈することなく、初江は決してあきらめず、彼女の父親を説得するのをやめ、信二は彼の人生の仲間であるに値した。 信二がここに示した間で、信二は「米の洗い」として受け入れることをあえてし、巨大な波と広大な海上航行に参加した。それは彼が彼が直面するどんな困難にも直面する準備ができているので、彼は彼が彼を支持して彼女を幸せにすることができることを彼の父親に示すことができることを示する。 信二が困っているにもかかわらず、彼は絶望しておらず、そして彼が彼の本性の中ですべての問題に直面し、そして彼の毎日の仕事をすることにおいて常に守られることを祈りする。初江が示した祈りの態度は、初江が広大な海から無事に帰ってきて、また父親に祝福されるように彼らの関係が常に祈られることを初江が祈りしたことだった。 三島由紀夫による「潮彩」と言う小説の結論は、物語の中の人物として初江と真二という名前の少女の永遠、精神、そして闘争を描写することである。この小説は、初江の父親は真司が貧乏人であったために恵まれていなかったために、初江とその関係を維持するための闘争の物語である。長くて重い闘いで、ついに彼らの関係は祝福された。 この小説で起されたテーマは、「状況がどんなに困難を起こっても、夢を実現するための理由ではない。」である。この小説の中で最も顕著な実用的価値は、社会的地位の低い社会的地位との関係を維持することにおける忠誠心である。初江の両親から祝福を忠誠の価値は、初江と真司の間の両当事者によって、忍耐、寛容、または決してあきらめたり、祈ったり、降伏したりしないという形で明らかにされている。en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectAnalisis Pragmatiken_US
dc.subjectNovel Senandung Ombaken_US
dc.titleAnalisis Pragmatik Terhadap Novel “Senandung Ombak” Karya Yukio Mishimaen_US
dc.title.alternativeYukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” To Iu Shosetsu Ni Taisuru Puragumatiku No Bunsekien_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM140708021
dc.description.pages63 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record