Citra Perempuan dan Ideologi Feminisme dalam Novel-Novel A.Hasjmy

Abstract

The source data of this research is a Highway Through the World (1939), The Sound of Azan and the Church‟s Bells (1940), and Meurah Djohan: The First Sultan Of Aceh (1975) and Tanah Merah: Digaul The Land of Heros (1976).The problems are: 1. How does the image of women portrayed in all four novel by A. Hasjmy and the image of women that exist in the real world? 2. How is the ideology of Western feminism can be adopted to provide solutions for solving the problems of all the women who are in the four novels by A. Hasjmy? 3. How is poverty in patriarchal cultural can impede the progress of women in all four novels by A. Hasjmy to achieve progress? In analyzing the data in this study, the genetic structuralism theory, the theory of feminism, and Sociology of Literature and semiology are being used. The method used in this research is descriptive method with qualitative approaches and hermeneutic. The data were analyzed in depth in understanding of meaning both in content and context analysis. The analysis was performed in a circle, in the sense that the analysis carried out on a reciprocal basis in order to acquire a deep meaning to the thought of the author. The results of the study can be summarized as follow: The study of the image of women in all four novels as well as in the real world suggests that all women are strong, brave and resilient but the description in the novel space is limited because the patriarchal culture and religion are strictly adhered to by the people of Aceh. The new finding of this study is that both in the novels and in the real world Acehnese women showed their courage and their strength to follow the progress of time such as mastering science and the use of advanced technology in the era of globalization where information is easily available and communication is very fast to simplify the lives of women in Aceh and human in general. The analysis found that only two ideologies of Western feminism can be adopted by the people of Indonesia thay are liberal and global multicultural feminism. Acehnese people in general are still adhered to a patriarchal culture but in its implementation in daily life has changed a lot. Patriarchal culture is still reflected in the traditional community life and ritual practices associated with religious teaching.

Disertasi ini berjudul “Citra Perempuan dan Ideologi Feminisme dalam Novel-Novel A. Hasjmy. Sumber data penelitian ini adalah Melalui Jalan Raya Dunia (1939), Suara Azan dan Lonceng Gereja (1940), dan Meurah Djohan: Sultan Aceh Pertama (1975) serta Tanah Merah: Digaul Bumi Pahlawan (1976). Permasalahan yang dianalisis yaitu adalah 1. Bagaimanakah citra perempuan yang digambarkan dalam keempat novel karya A. Hasjmy dan citra perempuan yang ada dalam dunia nyata? 2. Bagaimanakah ideologi feminisme dari Barat dapat diadopsi untuk memberikan solusi bagi pemecahan masalah perempuan-perempuan yang ada dalam keempat novel karya A. Hasjmy? 3. Bagaimanakah budaya patriakhi faktor kemiskinan dapat menghambat kemajuan perempuan-perempuan yang ada dalam keempat novel karya A. Hasjmy untuk mencapai kemajuan? Di dalam menganalisis data penelitian ini menggunakan teori Strukturalisme genetik, teori Feminisme, dan Sosiologi Sastra serta semiologi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan hermeneutik. Data dianalisis dengan pemahaman makna secara mendalam, analisis isi, dan analisis konteks. Analisis dilakukan secara melingkar, dalam arti analisis dilakukan secara timbal balik dalam rangka memperoleh makna yang mendalam terhadap pemikiran pengarang. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. Kajian citra perempuan dalam keempat novel dan dunia nyata menunjukkan bahwa kuat, berani dan tangguh. Tetapi gambarkan dalam novel ruang gerak perempuan terbatasi karena budaya patriarkhi dan ajaran agama yang dianut secara ketat oleh masyarakat Aceh. Temuan baru penelitian ini adalah bahwa di dalam novel dan dunia nyata cirta perempuan Aceh menunjukkan keberaniaanya dan kekuatanya dengan mengikuti kemajuan zaman seperti penguasai ilmu pengatahuan dan pengunaan teknologi canggih, di dalam era globalisasi, informasi dan komunikasi berjalan sangat lancar dan mempermudah kehidupan perempuan Aceh dan manusia pada umum. Dalam analisis ditemukan bahwa hanya dua ideologi feminisme dari Barat yang dapat diadopsi oleh masyarakat Indonesia yaitu feminisme liberal dan feminisme global dan multikultural. Masyarakat Aceh pada umumnya masih menganut budaya patriarkhi tetapi dalam pelaksanaanya dalam kehidupan sehari-hari sudah banyak yang berubah. Budaya patriarkhi masih tergambar dalam kehidupan masyarakat tradisional dan praktek-praktek ritual yang berhubungan dengan ajaran agama.