Show simple item record

dc.contributor.advisorSembiring, Bebas
dc.contributor.advisorTarigan, Kumalo
dc.contributor.authorSihotang, Batoan
dc.date.accessioned2019-05-27T06:07:45Z
dc.date.available2019-05-27T06:07:45Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/14919
dc.description.abstractPakpak merupakan salah satu suku bangsa yang secara administrasi pemerintah etnis Pakpak mendiami wilayah Kabupaten Dairi dan Pakpak Bharat. Sama seperti suku-suku lainnya di Sumatera Utara, Suku Pakpak memiliki unsur-unsur budaya yang mengandung nilai-nilai tertentu di dalam sistem kehidupan masyarakatnya. Dalam unsur musik, Suku Pakpak mengenal atau memiliki 7 ensambel dan memiliki peranan yang sangat penting di dalam sistem kehidupan suku Pakpak. Ketujuh ensambel tersebut adalah ensambel genderang sisibah, genderang sipitu-pitu, genderang silima, gendang sidua-dua, gerantung, mbotul dan gung. Oning-oningen adalah sebuah ensambel yang terdiri dari beberapa alat musik melodis yaitu; kucapi, lobat, kalondang, dan sarune. Ensambel oning-oningen ini pada awalnya dimainkan untuk mengiringi upacara yang memiliki peranan penting dalam kebudayaan masyarakat Pakpak, yaitu upacara perkawinan. Dalam perkembangan selanjutnya Oning-oningen juga dimainkan menggantikan posisi Gendera sisibah untuk mengiringi upacara kematian. Hal tersebut menunjukkan pentingnya peranan ensambel oning-oningen dalam kebudayaan Pak-pak. Kucapi merupakan salah satu alat musik pembentuk ensambel oning-oningen. Berdasarkan teori kajian organologis, kucapi tergolong ke dalam chordophone (alat musik yang menggunakan senar sebagai sumber bunyinya). Kucapi memiliki badan yang berfungsi sebagai resonator bunyi dan leher ( neck). Pada neck tersebut terdapat pembatas yang disebut fret. Fret ini dibentuk dengan cara mengikis permukaan neck sehingga membentuk batas-batas yang berfungsi Universitas Sumatera Utara ii untuk memproduksi tinggi rendahnya nada yang di hasilkan. Proses produksi tinggi rendahnya nada dilakukan dengan cara menempatkan jari diantara fret tersebut serta memiliki 2 buah senar yang terbuat dari nilon, yang ditala dengan tangga nada kwart augmented. Dalam memainkan alat musik ini, dengan cara memetik senar dengan menggunakan jari. Melodi yang dibawakan oleh kucapi sama dengan melodi yang dibawakan alat iiusic melodis lainnya di dalam ensambel ini. Di dalam pembuatan kucapi digunakan teknik tradisional dan peralatan tertentu. Pembuatan kucapi ini biasanya ditemukan di daerah perkampungan yang merupakan daerah pemukiman masyarakat pakpak yang sebagian besar berdomisili di Kabupaten Pakpak Bharat. Proses pembuatan kucapi ini sendiri masih tergolong tradisional dan hanya menggunakan alat- alat sederhana serta menggunakan ketrampilan tangan pembuatnya. Pada perkembangan disiplin Etnomusikologi di Sumatera Utara saat ini, penulisan tentang alat musik kucapi ini masih sangat minim. Bahkan dalam penulisan skripsi di Departemen Etnomusikologi USU, belum ada penulisan mengenai alat musik kucapi. Sementara itu, kajian organologis merupakan salah satu kajian penting dari disiplin ilmu etnomusikologi. Hal itu perlu dikaji agar dapat menjadi bahan dokumentasi mengenai kucapi sehingga dapat membantu mengenalkan dan melestarikan kucapi. Berdasarkan hal yang disebutkan di atas, penulis tertarik untuk meneliti kucapi tersebut dan menuliskannya ke dalam bentuk skripsi yang berjudul : Kajian Organologis Kucapi Pakpak Buatan Bapak Kami Capah di Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan Kabupaten Pakpak Bharat.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titleKajian Organonologi Kucapi Pakpak Buatan Bapak Kami Capah di Kecamatan Kerajaan Kabupaten Pakpak Bharaten_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM070707005
dc.description.pages125 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record