Analisis Struktural dalam Novel “Butterfly in The Wind” Karya Rei Kimura
Rei Kimura No “Butterfly In The Wind” To Iu Shosetsu No Kozoteki No Bunseki
View/ Open
Date
2019Author
Gumiral, Inezt Grace
Advisor(s)
Sihombing, Amin
Metadata
Show full item recordAbstract
Menurut Wellek & Warren (1990: 3) sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Maksud dari karya seni yaitu sastra memiliki unsur-unsur keindahan yang terkandung di dalamnya. Di dunia sastra terlahir banyak sebuah karya yang disebut karya sastra. Karya sastra pada dasarnya ialah suatu karya yang diciptakan oleh seseorang yang mempunyai unsur keindahan.
Pada dasarnya karya sastra memiliki karya yang bersifat fiksi dan non fiksi. Karya sastra yang bersifat fiksi seperti novel, cerpen, essai dan cerita bergambar (komik). Sedangkan yang bersifat non fiksi berupa puisi dan drama. Karya sastra itu sendiri di pertajam oleh pendapat Wellek dan Warren (1995: 94) pada hakekatnya merupakan sebuah hasil imajinasi dari pengarang. Pada dasarnya karya sastra memiliki karya yang bersifat fiksi dan non fiksi. Karya sastra yang bersifat fiksi seperti novel, cerpen, essai dan cerita bergambar (komik). Sedangkan yang bersifat non fiksi berupa puisi dan drama. Novel juga diartikan sebagai suatu karangan berbentuk prosa yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku.
Novel dibangun oleh sebuah unsur yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri, tanpa melihat kaitannya dengan data diluar cipta sastra tersebut. Unsur-unsur ini terdiri dari tema, penokohan, alur atau plot, latar atau setting, bahasa, sudut pandang cerita, dan amanat. Sedangkan yang dimaksud unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi karya sastra tersebut, seperti kebudayaan sosial, politik, agama, psikologi dan lain-lain yang dapat mempengaruhi penulisan karya sastra tersebut.
Sesuai dengan unsur intrinsik di atas, maka novel itu dibangun atas unsur-unsur seperti tema, penokohan, alur, setting, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat. novel yang baik adalah novel yang memiliki tema yang menjadi pokok persoalan dalam cerita. Alurnya harus membentuk struktur cerita dimana peristiwa tersebut berkesinambungan berdasarkan sebab akibat. Settingnya harus mendukung cerita seperti tempat waktu dan suasana yang di gunakan dalam cerita. Penokohannya harus seimbang antara antagonis dan protagonis, bahkan yang lain lagi bahwa antar unsur yang satu dengan yang lain membentuk sastra yang utuh.
Novel ‘Butterfly in the wind’ ini ditulis oleh Rei Kimura. Novel ini memiliki tema sejarah yang meggambarkan keadaan masyarakat dan negara Jepang pada akhir jaman Edo.
Adapun latar belakang penulis menjadikan novel “Butterfly in the wind” sebagai bahasan dalam skripsi dikarenakan karakter tokoh digambarkan secara kuat, memiliki sifat yang penurut terhadap orang tua, rela mengorbankan diri untuk negaranya. Alur dalam novel ini menarik dan tersusun dengan baik. Latar yang digambarkan oleh pengarang novel ini juga tergambar dengan jelas dan menarik. Dengan dukungan alur cerita yang baik, amanat dari novel ini juga tersampaikan dengan jelas.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas keterkaitan unsur intrinsik dalam novel “butterfly in the wind” dengan pendekatan struktural. Oleh karena itu penulis membahasnya dengan judul “ANALISIS STRUKTURAL NOVEL BUTTERFLY IN THE WIND KARYA REI KIMURA”.
Pada bab I telah dibahas latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tinjauan pustaka, dan kerangka teori, tujuan dan manfaat penelitaan, serta metode penelitian sebelum bab pembahasan, agar analisa menjadi akurat,dalam bab II akan dijelaskan pengertian novel, yang meliputi unsur instrinsik dan ekstrinsik, setting novel butterfly in the wind, pendekatan objektif atau struktural dalam kajian sastra dan biografi pengarang, dan pada bab III akan membahas sinopsis butterfly in the wind, dan analisis struktur novel, serta keterkaitan unsur, tema, tokoh, alur, dan latar.
sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai anifestasi kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia.
Pendekatan objektif adalah pendekatan kajian sastra yang menitik beratkan kajiannya pada karya sastra. Pembicaraan kesusastraan tidak akan ada bila tidak ada karya sastra.Menurut strukturalisme, kajian sastra itu harus berpusat pada karya sastra itu sendiri, tanpa memperhatikan sastrawan sebagai pencipta atau pembaca sebagai penikmat, Selden dalam Siswanto (2008:52).
Pendekatan struktural membahas tentang unsur pembangun sebuah novel, unsur-unsur instrinsik yang ada dalam novel tersebut. Di dalam novel unsur instrinsik terdapat tema, tokoh, penokohan, alur, setting, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat. Unsur-unsur instrinsik yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada adegan, alur (plot), tokoh (penokohan), latar dan tema.
Menurut Scharbach dalam Aminuddin (2000:91) istilah tema berasal dari bahasa Latin yang berarti tempat meletakkan suatu perangkat. Disebut demikian karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperanan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya. Seorang pengarang harus memahami tema cerita yang akan dipaparkan sebelum melaksanakan proses kreatif penciptaan, sementara pembaca baru dapat memahami tema bila mereka telah selesai memahami unsur-unsur signifikan yang menjadi media pemapar tema tersebut.
Menurut Aminuddin (2000:83) alur atau plot adalah jalan cerita yang berupa peristiwa-peristiwa yang disusun satu persatu dan saling berkaitan satu sama lain menurut hukum sebab akibat dari awal sampai akhir cerita. Peristiwa yang satu akan mengakibatkan timbulnya peristiwa yang lain, peristiwa yang lain tersebut akan menjadi sebab bagi timbulnya peristiwa berikutnya dan seterusnya sampai peristiwa itu berakhir.
Penokohan sebagai salah satu unsur pembangun fiksi dapat dikaji dan dianalisis keterjalinannya dengan unsur-unsur pembangun lainnya. Tokoh berkaitan dengan orang atau seseorang sehingga perlu penggambaran yang jelas tentang tokoh tersebut. Tokoh-tokoh cerita novel biasanya ditampilkan secara lebih lengkap, misalnya yang berhubungan dengan ciri-ciri fisik, keadaan sosial, tingkah laku, sifat dan kebiasaan, dan lain-lain.
Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams dalam Nurgiyantoro, 1998:216). Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. Ketiga unsur itu walau masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Dalam menganalisis karya sastra diperlukan suatu teori pendekatan sastra yang berfungsi sebagai acuan dalam menganalisis karya sastra tersebut. Dalam penulisan ini, penulisan menggunakan pendekatan objektif (structural).
Pendekatan structural adalah suatu pendekatan yang memfokuskan pada analisis terhadap struktur karya sastra. Dalam pendekatan ini, karya sastra dianggap sebagai sebuah struktur. Ia hadir dan dibangun oleh sejumlah unsur yang berperan penting secara fungsional. WellekとWarren(1990:3)によると、文学とは芸術作品で、創造的なものである。芸術作品といえば、文学は美の要素があるという意味である。文学界では、文学作品という作品がたくさん出てくる。文学作品は基本に美の要素を持っている人によって作成された作品である。
根拠的には、文学作品はフィクションとノンフィクションと分けることができる。フィクションの文学作品は小説、短編小説、エッセイ、イラスト付き物語(漫画)である。一方で、ノンフィクションは詩及び演劇である。本質的には作家の想像力の結果であるというWellek and Warren(1995:94)の見解によって、文学作品自体は鋭くされている。小説はまた、性格と性質を強調することによって、主人公および登場人物の人生の一連の物語を含む散文型のエッセイとして解釈される。
小説は内在的かつ外在的な要素によって構築される。内在的な要素とはその文学作品以外のことやデータとの関係にかかわらず、それ自体が文学作品を構築する要素である。一方、外在的な要素とは、文学作品の外側にある要素だが、社会文化、政治、宗教、心理学などといった、文学作品に間接的に影響を与える要素である。
上記で述べた内在的な要素に従って、小説はテーマ、登場人物の性格、プロット、場所、言語、、視点および著者が伝えたいことに基づいて構築される。良い小説は物語の主題であるテーマがある小説である。プロットは、出来事が原因と結果に絶えず基づいているという物語の構造を形成しなければならない。プロットは、出来事が原因と結果に絶えず基づいているという物語の構造を構築されなければならない。背景は時間の場所や物語で使用される雰囲気などの物語をサポートする必要がある。
本小説は木村れいによって書かれた。本小説には、江戸時代後期の社会の状況と日本の状況を描いた歴史的テーマがある。
作家は本小説をテーマにして、論文を書く理由は主人公の性格は強く描かれていて、親に対して従順な性質を持ち、国のために、自分自身を犠牲にするからと考えている。本小説のプロットは面白くてよく構築された。作家に書かれた背景も面白く、簡単に理解できる。良いプロットのおかげで、本小説における作家が伝えたいことも明確に伝わる。
上記の説明に基づいて、著者は、小説「Butterfly in the Wind」における固有の要素の相互関係を構造的アプローチで議論したいと考えている。そのために、著者「Butterfly in the Wind」という木村れいの作品における構造的な分析という本論文のタイトルに議論する。第一章では、研究動機と背景、研究問題、範囲、参考文献、研究理論、研究目的および研究意義にについて説明する。分析が正確になるように、第2章で、内在的および外在的要素を含む小説の意味、場所、文学研究における客観的または構造的アプローチおよび作家の伝記も説明する。第3章では、「Butterfly in the Wind」という小説の概要、小説の構造の分析、そして要素、テーマ、主人公の性格、プロットについても論じる。
文学は芸術的で想像的な事実を、言語をメディアとして伝われて、人間の生活や社会の現れとして開示し、人間の生活に良い効果をもたらす。客観的なアプローチは文学の研究に焦点を当てた文学研究のアプローチである。文学作品がなければ、文学協議も存在しない。構造主義によると、文学の研究は作品を書く者としての作家や観客としての読者に関係なく、文学作品そのものに集中しなければならないとSeldenはSiswanto(2008:52)において述べた。
構造的アプローチでは、小説の構成要素、小説の本質的な要素について説明する。小説においては、テーマ、性格、登場人物、プロット、場所、言語、視点、そして伝えたいことという内在的な要素がある。本研究で分析した内在的な要素は、シーン、プロット、性格、背景とテーマに限られている。Aminuddin (2000:91) においてScharbach によれば、テーマはラテン語から由来して、それはデバイスを置く場所を意味する。
それはなぜかというと、テーマは物語の根底にあるアイデアであり、それが作家が創作した架空の作品を説明する際に出発点としての役割を果たすという考えのためである。Aminuddin(2000:83)によるとプロットは、物語の始まりから終わりまで、原因と結果の法則に従って、一つずつ配置され、相互に関連付けられたイベントの形式のストーリーである。ある出来事が別の出来事の出現をもたらす、他の出来事は出来事が終了するまで発生する次の出来事の原因となる。
登場人物はフィクションの構成要素の一つで、他の構成要素を使って検討および分析することができる。各登場人物は関係しているので、明確な説明を必要とする。小説の人物は通常 身体的特徴、社会的条件、行動、特徴や習慣などに関してより完全に表示される。
背景は支点でもあり、場所の意味、時間の関係、そして出来事が語る社会環境を示唆している(AbramsはNurgiyantoro(1998:216)において述べた 。背景の要素は、主に三つの要素、すなわち場所、時間、そして社会的に分けることができる。これら三つの要素は、それぞれ異なる課題を提起し、それ自体で議論することができるが、実際には相互に関連し、互いに影響を及ぼす。
文学作品を分析する際には、参考として文学的アプローチ理論が必要である。本論文にはは、著者は客観的アプローチ(構造的)を使用する。
構造的アプローチは、文学の構造の分析に焦点を当てたアプローチである。本アプローチでは、文献は構造と見なされる。小説は機能的な役割を果たす多くの要素によって構築され、存在する。
Collections
- Undergraduate Theses [525]