Analisis Psikologis Tokoh Utama Nathan Algrent dalam Film “The Last Samurai” Karya Edward Zwick
View/ Open
Date
2019Author
Adianshar, Arief
Advisor(s)
Hasibuan, Adriana
Metadata
Show full item recordAbstract
Film ini menceritakan tentang seorang veteran Amerika yang bernama
Nathan Algrent yang berpangkat kapten. Meski berprestasi, Algrent di hantui rasa
bersalah karena sebuah pertempuran yang melawan penduduk asli benua Amerika
yaitu perang melawan suku Indian. Dibalik pertempuran itu terjadi pembunuhan
masal terhadap anak – anak dan wanita suku Indian yang tidak bersalah. Didasari
dengan rasa bersalah yang terus menghantuinya, Algrent mengundurkan diri dari
pekerjaannya yaitu sebagai veteran Amerika. Setelah mengudnurkan diri Nathan
Mendapat pekerjaan baru menjadi sales senjata di perusahaan senajata Winchester
Company. Seiring berjalannya waktu, Nathan ditawarkan pekerjaan sebagai
pelatih tentara jepang sekaligus pimipinan perang melawan samurai, Nathan
menerimanya karena kondisi kehidupan barunya yang membuat ia semakin
terpuruk. Sesampainya di Jepang Nathan melawan para samurai tersebut dan pada
pertempuran tersebut, pasukan Nathan kalah dalam pertempuran dan Nathan
menjadi tawanan perang dan dibawa kedesa para samurai tersebut. Di desa
tersebut Nathan tidak diperlakukan layaknya tawanan pada umumnya, malah ia
diperlakukan seperti orang biasa. Seiring berjalannya waktu Nathan mulai tertarik
dengan kehidupan dan budaya yang ada didalam desa samurai tersebut, dan
membuatnya belajar tentang banyak hal yang ada didalam desa tersebut. Didesa
inilah Nathan mulai mendapatkan cara untuk mengatasi permasalahan dihidupnya
sekaligus mengatasi tekanan psikologis yang dialaminya. Adapun teori yang
dipakai dalam penelitian ini adalah teori psikodinamika yaitu teori yang
berusalaha menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian. Teori ini
dikemukakan oleh pakar psikologi yang bernama Sigmund Freud. Menurut Frued kepribadian terdiri dari tiga elemen yaitu id, ego dan superego. Id merupakan
dunia batis atau subjektif manusia dan ridak mempunyai hubungan langsung
dengan dunia objektif. Ego adalah aspek kepribadian yang timbul karena
kebutuhan organism untuk berhubungan baik dengan dunia kenyataan atau
realitas. Sedangkan superego dianggap sebagai aspek moral kepribadian.
Fungsinya memutuskan apakah sesuatu ini benar atau salah. Dengan demikian
pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral masyarakat. Adapun toeri lain yang
digunakan dipenelitian ini adala teori Behaviorisme. Teori ini dikemukakan oleh
John B Watson yang mengatakan Behaviorisme adalah aliran revolusioner.
Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang ytidak nyata
sebagai obyek studi dari psikologi dan membatasi diri pada studi tentang prilaku
yang nyata. Behaviorisme memandang pula bahwa manusia ketika dilahirkan
pada dasarnya manjsia tidak membawa bakat apa-apa. Mansuia akan berkembang
dari stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Lingkugan buruk akan
menghasilkan manusia buruk, Lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia
baik. Adapun kesimpulan dari penelitian ini, bahwa film ini ditampakkan sesuai
dengan ajaran Bushido, displin, setia pada pimpinan dan negara, menolong yang
lemah dan murni dalam pikiran maupun tindakan. Unsur-unsur psikologis yang
mendukung film ini membuat film ini lebih menarik lagi. Meskipun psikologis
merupakan unsur entrinsik dalam sebuah film, namun tidak bisa dipungkiri bahwa
membuat film tanpa adanya unsur psikologis di ibaratkan tubuh tanpa nyawa.
Rasa sensang, sedih, tertawa, marah, tertekan dan prilaku merupakan perwakilan
dariunsur-unsur psikologis. Sebab tingkah laku yang ditunjukkan lewat tulisan,
ataupun ekspresi. Semuanya adalah produk psikologis khususnya dalam hal ini
Psikologis behaviorisme dan Psikodinamika.
Collections
- Undergraduate Theses [525]