Habitus Fashion Penyanyi Tionghoa di Kota Medan

Abstract

Penelitian ini mengangkat judul HABITUS FASHION PENYANYI TIONGHOA KOTA MEDAN Studi Deskriptif pada penyanyi Medan. Dalam penelitian ini, penulis ingin fokus melihat bagaimana habitus penyanyi Tionghoa kota Medan dalam penampilkan fashionnya di atas panggung dan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini juga terkait dengan isu fenomena hypebeast. Dimana saat ini boomingnya brand fashion streetwear yang harganya tergolong mahal. Etnis Tionghoa memiliki ekonomi kelas menengah atas serta pekerjaan sebagai penyanyi membuat mereka memiliki penghasilan. Sehingga membuat penulis ingin mengetahui apakah mereka termasuk kelompok hypebeast dengan penghasilan yang mereka dapatkan, karena perilaku konsumtif pada produk fashion harus didukung oleh kekuatan finansial yang memadai. Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menguji krisis suatu teori serta memaknai suatu fenomena sosial. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan pengumpulan informasi primer. Teknik pengumpulan data primer menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penyanyi Tionghoa kota Medan memiliki fashion formal nan-glamour. Dalam acara wedding dan event besar yang dilaksanakan di tempat eksklusif, seperti hall, ballroom, hotel, restoran dimana panggungnya besar dengan dekorasi mewah sehingga fashion mereka harus mewakili kemewahan tema acara tersebut. Dalam penelitian juga diketahui bahwa penyanyi Tionghoa tidak mengetahui arti dan fenomena hypebeast ini. Mereka masih mengutamakan membeli barang dari brand universal yang mewakili merek mahal (high fashion). Mereka yang menggunakan merek ini biasanya mencari kebanggaan, glamor, dan tentu saja kualitas terbaik dari sebuah produk pakaian dan penyanyi Tionghoa menggunakannya sebagai komunikasi keanggotaannya menjadi kelompok kalangan elite.

This study entitled HABITUS FASHION SINGER TIONGHOA KOTA MEDAN Descriptive Study on Medan singers. In this study, the authors focus on looking at how Chinese city singles habitus in their fashion shows on stage and in everyday life. This research is also related to the issue of the hypebeast phenomenon. Where is the current booming streetwear fashion brand that is relatively expensive and the ethnic Chinese who have the upper middle class economy and jobs as singers make them have income so that the authors want to know whether they belong to the hypebeast group, because consumptive behavior in fashion products must be supported by strength financially adequate. In this study, the research method used was descriptive research with a qualitative approach. Descriptive research aims to test the crisis of a theory and interpret a social phenomenon. Data collection techniques carried out by collecting primary information. The primary data collection technique uses the method of observation, interviews, and documentation. The results of the study show that the Tionghoa singer in the city of Medan has a formal fashion nan-glamor. in wedding events and major events held in exclusive places, such as halls, ballrooms, hotels, restaurants where the stage is large with luxurious decorations so that their fashion must represent the luxury of the theme of the event. In the study it was also known that Chinese singers did not know the meaning and phenomenon of this hypebeast. In daily fashion, few of them are following the development of this streetwear fashion. They still prioritize buying goods from universal brands that represent high fashion brands. Those who use this brand usually look for pride, glamor, and of course the best quality of a Chinese clothing and singer product uses it as a communication of their membership into a group of elites.