dc.description.abstract | Skripsi ini berjudul Etika Makan Mahasiswa Jepang di Kantin Universitas Tohoku Jepang. Skripsi ini membahas tentang bentuk etika makan mahasiswa Jepang di kantin universitas dan peranan keluarga dan sekolah dalam membentuk etika makan di Jepang. Jepang dikenal sebagai negara yang sangat sopan dengan beragam etika yang ada dalam masyarakatnya. Jepang memiliki bermacam-macam etika untuk mengatur perilaku masyarakat dalam lingkungannya, salah satu etika makan.
Etika adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentang manusia sejauh berkaitan dengan moralitas, atau dengan cara lain, etika merupakan ilmu yang menyelidiki tingkah laku moral. Jepang memiliki etika dan tata cara makan untuk mengatur masyarakatnya disiplin dan teratur ketika makan.
Jepang memiliki dasar etika dari ajaran konfusianisme dan pengaruhnya terhadap sifat manusia, akan ditemui banyak pengaruh yang baik. Konsep dasar konfusianis yang menyatakan bahwa manusia berdasar pada kebajikan dan kebijaksanaan dalam bertindak membuat orang-orang penganut konfusianis cenderung memiliki sifat yang ramah dan selalu menghargai individu lain dan tidak merusak kepentingan umum. Selain itu, konfusianis juga mengajarkan kepada manusia, bahwa leluhur dan nenek moyang haruslah dihargai jasa-jasanya serta tetap diingat selama kita hidup di dunia ini.
Dalam kehidupannya, Jepang beragam etika yang berlaku di dalam kehidupan masyarakatnya. Berbagai jenis etika yang ada di Jepang masih diterapkan dan dilestarikan oleh masyarakatnya. Oleh karena itu jepang memiliki masyarakat yang sangat disiplin dan beretika.
Dalah hal makan juga Jepang memiliki yang masih diterapkan hingga saat ini. Bentuk dari penerapan etika makan itu masih terlihat ketika mereka sudah menjadi mahasiswa. Terlebih di kantin universitas di Jepang yang mewajibkan mereka melayani diri sendiri dan harus disiplin ketika makan, baik disiplin akan kebersihan maupun disiplin akan antri. Dan mahasiswa juga harus mementingkan kepentingan umum yang ada di kantin tersebut dengan tidak memilih-milih makanan, tertib antri dalam memilih makanan serta memilih tempat duduk. Mahasiswa juga tidak boleh meletakkan barang-barangnya di sembarang tempat agar tidak mengganggu mahasiswa lain yang ingin makan di kantin. Saat mereka selesai makan juga mereka harus membersihkan peralatan makannya sendiri.
Mereka sangat beretika karena sejak kecil mereka sudah diajarkan oleh keluarganya tentang etika makan. Karna keluarga memiliki peran dalam membentuk etika makan agar ketika anaknya makan di luar rumah, anak-anaknya tidak malu. Keluarga mendidik dan melatih anaknya makan sendiri dan melatih anaknya menjaga kedisiplinan ketika makan sejak kecil serta mengajarkan apa saja hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan ketika makan. Dan sekolah di Jepang juga berperan dalam mengajarkan etika makan dengan melakukan kyuushoku touban di sekolah. Hal itu dilakukan agar murid-muridnya mengetahui serta menerapkan etika makan yang sudah diajarkan kepada mereka. Selain untuk menerapkan bentuk etika makan, kyuushoku melatih anak-anak di Jepang untuk dapat disiplin dan bertanggung jawab ketika makan, dan dapat bekerja sama dengan tim, Serta menciptakan hubungan yang baik antar sesama teman dan guru. | en_US |