Politik Identitas dalam Iklan Politik pada Pemilihan Kepala Daerah Sumatera 2018
View/ Open
Date
2019Author
Faraidiany, Maghfira
Advisor(s)
Kusmanto, Heri
Warjio
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis bentuk-bentuk politik identitas yang dilakukan oleh Edy-Ijeck dan Djarot-Sihar dalam iklan politik mereka serta menjelaskan dan menganalisis pemunculan isu politik identitas pada iklan media cetak (koran) pada Pilkada Sumatera Utara 2018. Isu yang identitas yang dimunculkan dalam iklan politik mereka adalah identitas keagamaan, etnis serta putra daerah. Teori yang digunakan adalah teori politik idetitas dan teori iklan politik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan sumber data primer dan sekunder yang di dapat dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi serta artikel, buku dan jurnal yang terkait dengan penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik pasangan Eramas maupun Djoss sama-sama menggunakan isu identitas dalam keikutsertaannya di Pilkada Sumatera Utara 2018. Iklan politik Eramas menyasar umat Islam. Secara keseluruhan iklan politik pasangan tersebut menunjukkan identitas ke-Islaman dan putra daerah serta memunculkan pesan bahwa pasangan ini didukung oleh umat muslim. Berbeda dengan iklan politik Djoss yang merupakan pasangan campuran Islam dan Kristen. Iklan politik Djoss tidak secara spesifik menyasar satu agama tertentu melainkan terbuka. Untuk identitas etnis, iklan politik Djoss berusaha menjadi bagian dari masyarakat Jawa dan Batak serta berusaha mengambil suara dari masyarakat yang menganut agama minoritas. Hal ini tidak lain karena pasangan ini sering dianggap sebagai pendatang di Sumatera Utara. Temuan lainnya adalah bahwa Pilkada Sumut 2018 merupakan imbas dari Pilkada DKI 2017 yang lalu dimana Djarot sebagai wakil Ahok yang terkena kasus penistaan agama. Isu identitas juga tidak terlepas dari Pilkada DKI Jakarta 2017 yang lalu.
Collections
- Master Theses [61]