Hubungan Antara Kadar Interleukin-6 dengan Kejadian Pruritus pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Reguler
View/ Open
Date
2019Author
Lestari, Dewi Fuji
Advisor(s)
Nasution, Syafrizal
Muzasti, Riri Andri
Metadata
Show full item recordAbstract
Pendahuluan :Pasien penyakit ginjal kronik (PGK) yang menjalani hemodialisis seringkali mempunyai beberapa keluhan dimana pruritus diperkirakan terjadi pada 20% – 90% pasien. Inflamasi diduga memainkan peran yang penting dalam pruritus pada pasien hemodialysis. Di antara sejumlah sitokin pro-inflamasi, penelitian menunjukkan bahwa IL-6 merupakan regulator sentral dari proses inflamasi, dan dijumpai pada serabut saraf dermal.
Metode:Penelitian ini merupakan studi uji analitik dengan desain cross-sectional untuk mengetahui hubungan antara kadar IL-6 dengan kejadian pruritus pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis regular. Pasien diminta mengisi kuesioner Pauli-Magnus dan dilakukan pemeriksaan serum IL-6, kalsium, dan fosfat. Kemudian setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan dan analisis data.
Hasil:Dari 100 pasien, didapatkan bahwa usia dan frekuensi hemodialisis serta kadar IL-6 berhubungan signifikan secara statistik terhadap kejadian pruritus (p0,003; p=0,021 dan p=0,001). Usia 45 -55 tahun vs usia <45 tahun, frekuensi hemodialisis 3x/minggu vs 2x/minggu, riwayat konsumsi obat pengikat fosfat mengandung kalsium, serta kadar IL-6 memiliki hubungan yang signifikan secara statistik terhadap kejadian pruritus pada pasien penyakit ginjal kronik (p=0,043; p=0,010; p=0,008, dan p=0,001).
Kesimpulan: Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kadar IL-6 dengan kejadian pruritus pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis regular. Nilai cut-off IL-6 sebagai prediktor kejadian pruritus pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis regular sebesar 101,550 mg/ml dengan sensitivitas 98,1% dan spesifisitas 95,8%. Pendahuluan :Pasien penyakit ginjal kronik (PGK) yang menjalani hemodialisis seringkali mempunyai beberapa keluhan dimana pruritus diperkirakan terjadi pada 20% – 90% pasien. Inflamasi diduga memainkan peran yang penting dalam pruritus pada pasien hemodialysis. Di antara sejumlah sitokin pro-inflamasi, penelitian menunjukkan bahwa IL-6 merupakan regulator sentral dari proses inflamasi, dan dijumpai pada serabut saraf dermal.
Metode:Penelitian ini merupakan studi uji analitik dengan desain cross-sectional untuk mengetahui hubungan antara kadar IL-6 dengan kejadian pruritus pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis regular. Pasien diminta mengisi kuesioner Pauli-Magnus dan dilakukan pemeriksaan serum IL-6, kalsium, dan fosfat. Kemudian setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan dan analisis data.
Hasil:Dari 100 pasien, didapatkan bahwa usia dan frekuensi hemodialisis serta kadar IL-6 berhubungan signifikan secara statistik terhadap kejadian pruritus (p0,003; p=0,021 dan p=0,001). Usia 45 -55 tahun vs usia <45 tahun, frekuensi hemodialisis 3x/minggu vs 2x/minggu, riwayat konsumsi obat pengikat fosfat mengandung kalsium, serta kadar IL-6 memiliki hubungan yang signifikan secara statistik terhadap kejadian pruritus pada pasien penyakit ginjal kronik (p=0,043; p=0,010; p=0,008, dan p=0,001).
Kesimpulan: Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kadar IL-6 dengan kejadian pruritus pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis regular. Nilai cut-off IL-6 sebagai prediktor kejadian pruritus pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis regular sebesar 101,550 mg/ml dengan sensitivitas 98,1% dan spesifisitas 95,8%.
Collections
- Master Theses [404]