| dc.contributor.advisor | Rahmanta | |
| dc.contributor.advisor | Ayu, Sri Fajar | |
| dc.contributor.author | Sinaga, Abdon Sumardi | |
| dc.date.accessioned | 2019-07-09T02:19:29Z | |
| dc.date.available | 2019-07-09T02:19:29Z | |
| dc.date.issued | 2018 | |
| dc.identifier.uri | http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/15724 | |
| dc.description.abstract | ABDON SUMARDI SINAGA (157039028), Comparative Analysis of Red Onion Consumption Farming and Seeds in Medan Marelan Sub-district of Medan (under the guidance of Dr. Ir. Rahmanta, M. Si as Chairman and Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA as Member). In the last decade the demand for red onion in the country continues to increase, both for consumption and seeds, so that Indonesia must import to meet some of these needs. To reduce the volume of imports, the increase of production and quality of red onion yield should be increased. Until now, there are still a few breeder of plant seeds that breed red onion seed. As a result, farmers find it difficult to get quality red onion seeds. This study aims to analyze the comparison of total production cost of red onion farming consumption with red onion seedling system, to analyze the comparison of red onion farming consumption with red onion seeds system and to compare the income level of red onion farming consumption with red onion seedling system. This study uses primary data obtained from farmers. The farmers of the respondents were determined by using the census, where all members of the population were sampled. In this case the number of red onion farmer population in the District of Medan Marelan is relatively small as many as 45 people. Of the red onion farmer population is 15 people is a farmer breeder red onion seeds while 30 others are red onion farmers consumption, so the entire population used as a sample. Data analysis method used is statistical analysis of difference test average of two independent samples (independent sample t-test). The results showed that the production cost of shallot seed farming and consumption was significantly different at 95% confidence level. The average production cost per hectare per planting season of shallot seed farming is higher than red onion farming consumption. Revenue on shallot seed farming and consumption is significantly different at 95% confidence level. The average per hectare per planting season of shallot seed farming is higher than red onion farming consumption. Average income per hectare per planting season and income per hectare per month of shallot seed and consumption farming were significantly different at 95% confidence level. The average income per hectare per planting season and income per hectare per month of shallot seed farming is higher than red onion farming consumption. | en_US |
| dc.description.abstract | ABDON SUMARDI SINAGA (157039028), Analisis Komparasi Usahatani Bawang Merah Konsumsi dan Bibit di Kecamatan Medan Marelan Kota Medan (dibawah bimbingan Dr. Ir. Rahmanta, M.Si sebagai Ketua dan Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA sebagai Anggota). Dalam dekade terakhir permintaan akan bawang merah dalam negeri terus mengalami peningkatan, baik untuk konsumsi maupun bibit, sehingga Indonesia harus mengimpor untuk memenuhi sebagian kebutuhan tersebut. Untuk mengurangi volume impor, maka peningkatan produksi dan mutu hasil bawang merah harus ditingkatkan Sampai saat ini masih sedikit penangkar benih tanaman yang menangkarkan bibit bawang merah. Akibatnya, petani kesulitan untuk mendapatkan bibit bawang merah yang berkualitas.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan total biaya produksi usahatani bawang merah konsumsi dengan usahatani bawang merah bibit, menganalisis perbandingan penerimaan usahatani bawang merah konsumsi dengan usahatani bawang merah bibit dan membandingkan tingkat pendapatan usahatani bawang merah konsumsi dengan usahatani bawang merah bibit. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari petani. Petani responden ditentukan dengan menggunakan sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Dalam hal ini jumlah populasi petani bawang merah di Kecamatan Medan Marelan relatif masih sedikit yakni sebanyak 45 orang. Dari populasi petani bawang merah tersebut 15 orang adalah merupakan petani penangkar bibit bawang merah sedangkan 30 orang lainnya adalah petani bawang merah konsumsi, sehingga seluruh populasi dijadikan sebagai sampel. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik uji beda rata-rata dua sampel bebas (independent sampel t-test).
Hasil penelitian menunjukkan biaya produksi usahatani bawang merah bibit dan konsumsi berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95%. Biaya produksi rata-rata per hektar per musim tanam usahatani bawang merah bibit lebih tinggi dibandingkan dengan usahatani bawang merah konsumsi. Penerimaan usahatani bawang merah bibit dan konsumsi berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95%. Penerimaaan rata-rata per hektar per musim tanam usahatani bawang merah bibit lebih tinggi dibandingkan dengan usahatani bawang merah konsumsi. Pendapatan rata-rata per hektar per musim tanam dan pendapatan per hektar per bulan usahatani bawang merah bibit dan konsumsi berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95%. Pendapatan rata-rata per hektar per musim tanam dan pendapatan per hektar per bulan usahatani bawang merah bibit lebih tinggi dibandingkan dengan usahatani bawang merah konsumsi. | en_US |
| dc.language.iso | id | en_US |
| dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
| dc.subject | Usaha Tani | en_US |
| dc.subject | Bawang Merah Konsumsi | en_US |
| dc.subject | Bawang Merah Bibit | en_US |
| dc.subject | Biaya Produksi | en_US |
| dc.subject | Penerimaan | en_US |
| dc.subject | Pendapatan | en_US |
| dc.subject | Uji Beda Rata-Rata | en_US |
| dc.title | Analisis Komparasi Usaha Tani Bawang Merah Konsumsi dan Bibit di Kecamatan Medan Marelan Kota Medan | en_US |
| dc.type | Thesis | en_US |
| dc.identifier.nim | NIM157039028 | |
| dc.description.pages | 118 Halaman | en_US |
| dc.description.type | Tesis Magister | en_US |