Karakterisasi dan Keragaman Xanthomonas oryzae pv. oryzae Penyebab Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Padi di Sumatera Utara
View/ Open
Date
2018Author
Noer, Zulheri
Advisor(s)
Hasanuddin
Suryanto, Dwi
Lisnawati
Metadata
Show full item recordAbstract
Bacterial Leaf Blight is one of the major diseases in rice plants since it can lead to
crop failure. This particular disease is caused by the bacteria Xanthomonas oryzae
pv. oryzae (Xoo). It has spread all over Asia, Australia, Africa, Latin America, the
United States and among the rice crops in Indonesia. Control of the disease has
been performed through actions such as disease forecasting, chemical control
using antibiotics and planting blight-resistant varieties. The latter is especially
effective and economical to control bacterial leaf blight attack. Distribution of
Xoo-resistant rice varieties is a form of sustainable solution for disease control
without the use of chemicals. The resistance of a particular rice variety to Xoo
depends largely on the availability of resistance genes and information on
virulence ranges in the pathogenic population. The high virulence range is closely
related to the degree of pathogenic diversity. This study was aimed to determine
Xoo's genetic diversity in North Sumatra, to identify the Xoo pathotype profile in
North Sumatra after being tested using local differential plants and IRRI isogenic
lines, as well as to identify Xoo bacteria using Xoo2976-specific molecular
markers. The results showed that cluster analysis of PCR results using insertion
sequence IS1112-based RAPD primer groups isolates into 9 clusters. The results
of the grouping of bacterial pathotype of Xoo isolate North Sumatra using local
differential rice plants (Kencana, PB5, Tetep, Kuntulan, and Java 14) grouped on
the patotype IV, X and XI based on Kadir's grouping (1999). Patotype IV are
dominane in Noth Sumatera. Observations using IRRI isogenic rice strain showed
that in North Sumatra there were 6 groups of virulence. Group I (10%) with
interactions incompatible with all Xa genes, group II (10%) had interactions
compatible with Xa1 and Xa3 genes, but not compatible with other genes. Group
III (10%) has interactions that are compatible with genes Xa1, Xa5, Xa7, Xa8,
Xa10, and Xa11 but are not compatible with other genes. Group IV (50%) had
interactions compatible with all Xa genes, while Group V (10%) had interactions
compatible with Xa1 genes and was incompatible with other genes, and lastly
Group VI (10%) had gene-compatible interactions Xa3 and not compatible with
other genes. Virulence Group IV whose interactions are compatible with all Xa
genes is the most widely distributed pathotype (50%). Based on the resistant genes in each individual, the genes Xa2, Xa4, and Xa21 are present as being the
most resistant to 50% isolates, followed by Xa5, Xa7, Xa8, Xa10 and Xa11 (40%),
Xa3 (30%), and Xa1 (20%). The result of BLASTN analysis of PCR product
using Xoo2976 specific molecular marker indicated that DNA sequence is a result
of homology amplification with X. oryzae pv. oryzae. Phylogenetic tree analysis
using Neighbor Joining method put isolate samples in the same group with isolate
X. oryzae pv. oryzae and separated them from X. citri, X. fuscans, X. axonopodis,
X. campestris, and X. perforans isolates. All of the above research results can be
utilized as a source of information to control bacteria X. oryzae pv. oryzae in
North Sumatra and Indonesia. Identification of bacteria X. oryzae pv. oryzae can
save precious time in analyzing the control of leaf blight disease-causing bacteria.
Research can also be used as a source of genetic diversity and pathotypes in
determining the use of resistant genes to control bacterial leaf blight in North
Sumatra. Penyakit hawar daur bakteri (Bacterial Leaf Blight) merupakan salah satu
penyakit penting pada tanaman padi karena dapat menyebabkan gagal panen.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo).
Penyakit ini telah menyebar di Asia, Australia, Afrika, Amerika Latin, Amerika
Serikat dan seluruh pertanaman padi di Indonesia. Pengendalian terhadap penyakit
sudah dilakukan untuk menanggulangi penyakit ini seperti peramalan penyakit
(disease forecasting), pengendalian secara kimia menggunakan antibiotik, dan
penanaman varietas tahan. Penanaman varietas tahan merupakan salah satu cara
yang efektif dan ekonomis untuk mengendalikan serangan penyakit hawar daun
bakteri. Penyebaran varietas padi tahan Xoo merupakan solusi berkelanjutan untuk
mengendalikan penyakit dibandingkan penggunaan zat kimia. Ketahanan suatu
varietas padi terhadap Xoo sangat tergantung pada ketersediaan gen resistensi dan
informasi tentang kisaran virulensi pada populasi patogen. Tingginya kisaran
virulensi sangat berhubungan dengan tingkat keanekaragaman patogen. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman genetik Xoo di Sumatera Utara,
mengetahui profil patotipe Xoo di Sumatera Utara yang diuji menggunakan
tanaman diferensial lokal dan galur isogenik IRRI, serta mengidentifikasi bakteri
Xoo menggunakan penanda molekuler spesifik Xoo2976. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa analisis kluster hasil PCR menggunakan primer RAPD
berbasis insertion sequence IS1112 mengelompokkan isolat ke dalam 9 kluster.
pada indeks similaritas 80%. Berdasarkan hasil uji tanaman padi diferensial lokal
(Kencana, PB5, Tetep, Kuntulan, dan Java 14) bahwa di Sumatera Utara terdapat
tiga patotype yaitu patotype IV, X dan XI. Patotype IV merupakan patotype yang
dominan di Sumatera Utara. Selain itu pengamatan menggunakan galur padi
isogenik IRRI menunjukkan bahwa di Sumatera Utara terdapat 6 kelompok
virulensi yaitu kelompok I (10%) dengan interaksi tidak kompatibel dengan
seluruh gen Xa, kelompok II (10%) dengan interaksi kompatibel dengan gen Xa1
dan Xa3 sedangkan dengan gen lainnya membentuk interaksi tidak kompatibel,
kelompok III (10%) dengan interaksi kompatibel dengan gen Xa1, Xa5, Xa7, Xa8,
Xa10, dan Xa11 tetapi tidak kompatibel dengan gen lainnya, kelompok IV (50%) membentuk interaksi yang kompatibel dengan seluruh gen Xa, kelompok V (10%)
dengan interaksi kompatibel dengan gen Xa1 dan tidak kompatibel dengan gen
yang lainnya, dan kelompok VI (10%) dengan interaksi kompatibel dengan gen
Xa3 dan tidak kompatibel dengan gen lainnya. Kelompok virulensi IV dengan
interaksi yang kompatibel dengan seluruh gen Xa merupakan patotipe yang
terdistribusi paling luas (50%). Berdasarkan gen tahan pada setiap individu, gen
Xa2, Xa4, dan Xa21 hadir sebagai gen paling efektif yang tahan terhadap 50%
isolat, diikuti oleh Xa5, Xa7, Xa8, Xa10, dan Xa11 (40%), Xa3 (30%), dan Xa1
(20%). Hasil analisis BLASTN produk PCR menggunakan penanda molekuler
spesifik Xoo2976 menunjukkan bahwa sekuen DNA hasil amplifikasi homologi
dengan bakteri X. oryzae pv. oryzae. Analisis pohon filogenetik dengan metode
Neighbor Joining mengelompokkan sampel isolat pada group yang sama dengan
isolat X. oryzae pv. oryzae dan terpisah dari isolat X. citri, X. fuscans, X.
axonopodis, X. campestris, dan X. perforans. Seluruh hasil penelitian dapat
dimanfaatkan sebagai sumber informasi dalam pengendalian bakteri X. oryzae pv.
oryzae di Sumatera Utara maupun Indonesia. Identifikasi bakteri X. oryzae pv.
oryzae secara efisien dapat menghemat waktu dalam menganalisis pengendalian
bakteri yang menyebabkan penyakit hawar daun bakteri tersebut. Penelitian juga
dapat dimanfaatkan sebagai sumber keragaman genetik dan patotipe dalam
menentukan penggunaan gen tahan untuk mengendalikan penyakit hawar daun
bakteri di Sumatera Utara.