dc.contributor.author | Isnandar | |
dc.contributor.author | Miranda, Isra | |
dc.date.accessioned | 2019-08-07T06:43:27Z | |
dc.date.available | 2019-08-07T06:43:27Z | |
dc.date.issued | 2018 | |
dc.identifier.uri | http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/16556 | |
dc.description.abstract | Introduction: Asepsis is an action taken to reduce or eliminate microorganisms that aim to minimize or prevent post-treatment infections. One of the acts of asepsis are rinsing and swabs with antiseptic which aim as a form of control of bacterial contamination. Method: This type of research is laboratory experimental research with purposive sampling technique. The study sample was divided into four groups: 10 people with normal saline gargling group, 10 people with 0.2% chlorhexidine gluconate rinse, 10 normal saline swab group and 10 0.2% chlorhexidine gluconate swab group. The rinse time was determined according to the instructions for the 0.2% chlorhexidine gluconate mouthwash, which is for 30 seconds. The results of swab and mouth rinses of the samples were then planted in Plate Count Agar media and then incubated at 37 ° C for 24 hours. The last step is counting the number of bacterial colonies using a colony counter. Results: The results of statistical tests using independent T test showed an average difference in the four groups, namely in the 0.2% chlorhexidine gluconate gargling group was 2.00 ± 1.247 CFU / ml, in the normal saline gargling group 0.9% was 29 , 50 ± 5.836 CFU / ml, in the 0.2% chlorhexidine gluconate swab group it was 12.80 ± 3.155 CFU / ml and in the normal saline swab group 0.9% was 59.30 ± 23.262 CFU / ml, with a value of p = 0.001 in all four groups, which means there are significant differences. Conclusion: Rinsing is a more effective technique than swabbing. | en_US |
dc.description.abstract | Pendahuluan: Tindakan asepsis merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan mikroorganisme yang bertujuan untuk meminimalkan atau mencegah infeksi pasca perawatan. Salah satu tindakan asepsis yang dapat dilakukan adalah berkumur dan swab antiseptik yang bertujuan sebagai bentuk pengendalian terhadap kontaminasi bakteri. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Sampel penelitian dibagi menjadi empat kelompok yaitu 10 orang kelompok berkumur normal saline, 10 orang berkumur klorheksidin glukonat 0,2%, 10 orang kelompok swab normal saline dan 10 orang kelompok swab klorheksidin glukonat 0,2%. Waktu berkumur ditetapkan sesuai dengan petunjuk obat kumur klorheksidin glukonat 0,2% yaitu selama 30 detik. Hasil swab dan kumuran sampel yang selanjutnya ditanam dalam media Plate Count Agar kemudian diinkubasi dalam suhu 37°C selama 24 jam. Tahap terakhir dilakukan penghitungan jumlah koloni bakteri dengan menggunakan alat colony counter. Hasil: Hasil uji statistik menggunakan uji T tidak berpasangan menunjukkan perbedaan rata-rata pada keempat kelompok, yakni pada kelompok berkumur klorheksidin glukonat 0,2% adalah 2,00 ± 1,247 CFU/ml, pada kelompok berkumur normal saline 0,9% adalah 29,50 ± 5,836 CFU/ml, pada kelompok swab klorheksidin glukonat 0,2% adalah 12,80 ± 3,155 CFU/ml dan pada kelompok swab normal saline 0,9% adalah 59,30 ± 23,262 CFU/ml, dengan nilai p = 0,001 pada keempat kelompok yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan. Kesimpulan: Teknik berkumur lebih efektif daripada teknik swab. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | Tindakan Asepsis | en_US |
dc.subject | Berkumur | en_US |
dc.subject | Swab | en_US |
dc.subject | Klorheksidin Glukonat 0,2%, Koloni Bakteri | en_US |
dc.title | Perbandingan Efektivitas Pemberian Obat Kumur Klorheksidin Glukonat 0,2%Teknik Swab dengan Teknik Kumur Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Sebagai Tindakan Asepsis | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | 197902252005011001 | |
dc.description.pages | 10 Halaman | en_US |
dc.description.type | Karya Tulis Dosen | en_US |