Efektivitas Konsumsi Susu Probiotik Terhadap pH Saliva dan Jumlah Bakteri Streptococcus mutans dalam Saliva

Abstract

Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang bermanfaat untuk kesehatan host karena mengandung sejumlah sel hidup yang mampu bertahan dan melakukan metabolisme dalam usus halus manusia sehingga berefek positif bagi kehidupan mikroflora di usus halus, mampu menempel pada sel epitel usus manusia, membentuk kolonisasi pada saluran pencernaan dan menghasilkan zat anti mikroba (bakteriosin). Probiotik juga bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut, seperti mencegah pembentukan plak, mengurangi halitosis, dan mencegah karies. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah ada perbedaan pH saliva dan jumlah Streptococcus mutans sebelum dan sesudah mengonsumsi susu probiotik dan non probiotik. Penelitian ini dilakukan pada 60 siswa berusia 12-15 tahun di Madrasah Tsanawiyah Ta’dib Al Muallimin Al Islamy menggunakan desain purposive yang terdiri atas 30 siswa mengonsumsi susu probiotik dan 30 siswa mengonsumsi susu non probiotik. Pengumpulan saliva dilakukan dengan metode spitting pada sebelum, hari ketiga dan ketujuh sesudah mengonsumsi. Pengukuran pH saliva menggunakan pH meter digital. Pemeriksaan Streptococcus mutans ditanam dalam media TYCSB yang disimpan dalam anerobic jar selama 2x24 jam. Data dianalisis menggunakan uji univariat, Generalized Linear Model Repeated Measured, dan uji regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan rerata pH saliva sebelum mengonsumsi susu probiotik adalah 6,59±0,35 meningkat menjadi 6,73±0,24 dan 7,14±0,21, non probiotik 6,64±0,49 menurun menjadi 6,58±0,28 kemudian meningkat menjadi 7,17±0,28. Rerata jumlah S. mutans sebelum mengonsumsi susu probiotik adalah 53,07±5,55 CFU/ml menurun menjadi 29,13±02,20 CFU/ml dan 6,67±02,88 CFU/ml, non probiotik 48,73±8,12 CFU/ml menurun menjadi 31,7±02,50 CFU/ml dan 14,7±01,91 CFU/ml. Terdapat perbedaan efektivitas peningkatan pH saliva antara kelompok yang mengonsumsi susu probiotik dan non probiotik pada hari ketiga setelah mengonsumsi (p=0,005), sedangkan terhadap penurunan jumlah Streptococcus mutans perbedaan efektivitas terjadi pada hari ketujuh setelah mengonsumsi (p=0,005). Sebagai kesimpulan bahwa penggunaan probiotik dalam bidang kedokteran gigi berpotensi tinggi dalam meningkatkan pH saliva dan menurunkan jumlah Streptococcus mutans sebagai faktor risiko terjadinya karies.

Probiotics are living microorganisms that are confer health benefits to the host because they contain of living cells that can survive and carry out metabolism in human intestine so have effectiveness microflora can attach to human epithelial cells, colonize of the gastrointestinal tract, and produce antimicrobial (bacteriocin). Probiotics induced benefits in oral health such as reducing halitosis, dental caries and plaque formation prevention. The purpose of this study was to analyzed the differences salivary pH and the number of Streptococcus mutans before and after consuming probiotic and non probiotic milk. This study was conducted on 60 students aged 12-15 years in Madrasah Tsanawiyah Ta'dib Al Muallimin Al Islamy using a purposive design consisting of 30 students consuming probiotic milk and 30 students consuming non probiotic milk. Salivary collection was carried out using the spitting method before, third and seventh days after consuming. Salivary pH measurement using a digital pH meter. Examination of S. mutans was planted in TYCSB media stored in anerobic jar for 2x24 hours. The results were analyzed using univariate tests, Generalized Linear Repeated Measured Models, and simple linear regression tests. The results showed the mean salivary pH before consuming probiotic milk was 6,59±0,35 increased to 6,73±0,24 and 7,14±0,21, non probiotic 6,64±0,49 decreased to 6,58±0,28 and then increased to 7,17±0,28. The mean of S. Mutans decreased in both probiotic and non probiotic group from 53,07±5,55 CFU/ml to 29,13±02,20 CFU/ml and 6,67±02,88 CFU/ml, non probiotic 48,73±8,12 CFU/ml to 31,7±02,50 CFU/ml and 14,7±01,91 CFU/ml. There were differences in the effectiveness of increasing salivary pH between groups consuming probiotic and non probiotic milk on the third day after consuming (p = 0.005), while the difference in the effectiveness of decreasing the number of S. mutans occurred on the seventh day after consuming (p = 0.005). In conclusion, the use of probiotics in the field of dentistry has a high potential in increasing salivary pH and decreasing the number of S. mutans.