Pendekatan Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja PT. Perkebunan Sumatera Utara

Abstract

Salah satu indikator kinerja keuangan yakni Return On Investment dan Return On Equity di PT Perkebunan Sumut cenderung mengalamai penurunan, namun hal ini tidak secara otomatis menunjukkan kondisi perusahaan yang belum optimal. Nilai- nilai pada rasio keuangan hanya menunjukkan kinerja keuangan sehingga terdapat kecenderungan untuk mengabaikan aspek non-keuangan, seperti kepuasan pelanggan, produktivitas, dan cost-effectiveness process yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa, dan keberdayaan, dan komitmen karyawan dalam menghasilkan produk dan jasa bagi kepuasan pelanggan. Pengukuran kinerja yang memperhatikan aspek keuangan dan aspek non-keuangan adalah balanced scorecard yang tetap mempertahankan berbagai ukuran finansial tradisional. Tujuan dari penelitian ini yakni menganalisis kinerja PT Perkebunan Sumut yang komprehensif dan dapat dijadikan sebagai dasar untuk perencanaan jangka panjang serta merekomendasikan langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh manajemen PT Perkebunan Sumut, agar hasil pengukuran Balanced Socrecard dapat diimplementasikan dalam meningkatkan kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan empat perspektif. Hasil penelitian menunjukkan perspektif pertama yakni perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menunjukan peningkatan jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dan pengembangan, peningkatan rasio beban pelatihan dan pengembangan terhadap karyawan serta peningkatan organization capital terbukti meningkatkan kepuasan dan motivasi kerja karyawan. Pada perspektif kedua yakni perspektif proses bisnis internal menunjukan PT Perkebunan Sumut mampu menciptakan produk berkualitas terutama CPO yang memiliki kadar ALB yang rendah. Bertambahnya jumlah kunjungan bisnis berdampak pada pelanggan namun terjadi peningkatan beban operasi perusahaan serta penurunan margin laba operasional perusahaan. Perspektif ketiga yakni perspektif pelanggan menunjukan pelanggan puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan. Laba bersih mengalai fluktuasi walaupun di tahun 2014 terjadi peningkatan dibanding tahun 2013. Rata- rata laba per pelanggan dan profitabilitas per pelanggan mengalami peningkatan, sedangkan rata-rata beban operasi per pelanggan mengalami penurunan. Perspektif keempat yakni perspektif keuangan menunjukkan peningkatan pertumbuhan pendapatan dan net profit margin namun ROI mengalami penurunan.