Perbandingan Nilai Nyeri Tenggorokan Pasien Paska Ekstubasi dengan Anestesi Umum pada Penggunaan Nebulisasi Lidokain dan Ketamin di RSUP Haji Adam Malik Medan
View/ Open
Date
2019Author
Satria, Arie Budi
Advisor(s)
Nasution, Akhyar H.
Lubis, Asmin
Metadata
Show full item recordAbstract
Pendahuluan: Nyeri tenggorok (Post Operative Sore throat) dan suara serak
(hoarseness) merupakan komplikasi intubasi endotrakeal yang paling sering
terjadi karena menyebabkan trauma mukosa jalan nafas.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan nilai nyeri
tenggorakan pasien post operatif dengan general anestesi pada penggunaan
lidocaine nebulizer dan ketamine nebulizer di RSUP Haji Adam Malik Medan.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis acak tersamar ganda.
Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
(RSUP HAM) selama 2 bulan yaitu April – Mei 2019. Sampel penelitian yang
mememenuhi kriteria inklusi dan eksklusi di bagi menjadi 2 kelompok yaitu
kelompok A menerima Lidocain nebulizer dengan target sore throat yang lebih
rendah. Kelompok B menerima Ketamin nebulizer dengan target sore throat yang
lebih rendah. Penilaian nyeri tenggorok dilakukan sebanyak 4 kali dengan
menggunakan skor VAS.
Hasil: Dari hasil yang didapatkan nilai VAS nyeri tenggorakan dengan general
anestesi pada kelompok yang diberikan ketamin lebih banyak pada nilai VAS 2
sebesar 16 pasien (87,5%) sedangkan pada kelompok yang diberikan lidokain
paling banyak pada nilai VAS 3 (45,8%). Secara statistik terdapat perbedaan
bermakna nilai nyeri tenggorakan (sore throat) pasien post operatif dengan
general anestesi pada penggunaan lidocaine nebulizer dan ketamine nebulizer
pada pengamatan T3 dengan nilai p=0,009 (<0,05). Secara statistik terdapat
perbedaan bermakna nilai nyeri tenggorakan (sore throat) pasien post operatif
dengan general anestesi pada penggunaan lidocaine nebulizer dan ketamine
nebulizer pada pengamatan T 4 dengan nilai p=0,033 (<0,05).
Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna nilai nyeri tenggorakan (sore throat)
pasien post operatif dengan general anestasi pada penggunaan lidocaine nebuh'zer
dan ketamine nebulizer pada pengamatan 1 jam (T l), 6 jam (T2), 12 jam (T3), 24
jam (T 4). Introduction: Post operative sore throat and hoarseness are the most common
complication of endotracheal intubation due to airway mucosal trauma.
Objective: This study aimed to study the comparison between the use of nebulizer
and Ketamine nebulizer in the assessment of post operative sore throat after
general anesthesia at Haji Adam Malik General Hospital, Medan.
Method: This study is a double blind randomized clinical trial. The research was
carried out at Haji Adam Malik General Hospital (RSUP HAM), Medan for 2
months, from April to May 2019. The study samples that met the inclusion and
exclusion criteria were divided into 2 groups. Group A received Lidocaine
nebulizer, and group B received Ketamine nebulizer. Both groups received the
nebulizer to get the target value of lower sore throat. Assessment of sore throat
was done 4 times using a VAS.
Results: From the results obtained by VAS, sore throat with general anesthesia in
group given Ketamine, was more at VAS 2 value, that amount 16 patients
(87.5%), whereas in the group given Lidocaine was more at VAS 3 (45.8%).
Statistically, there were a significant difference post operative sore throat patients
with general anesthesia in the use of Lidocaine nebulizer and Ketamine nebulizer
at T3 monitoring with a value of p=0.009 (<0.05). Statistic of post operative sore
throat patients with general anesthesia in the use of Lidocaine nebulizer and
Ketamine nebulizer at T4 monitoring with a value of p=0.033 (<0.05).
Conclusion: There were significant difference in patient with post operative sore
throat with general anesthesia in the use of Lidocaine nebulizer and Ketamine
nebulizer at 1 hour observation (T1), 6 hours (T2), 12 hours (T3), 24 hours (T4).
Collections
- Master Theses [163]