Anemia Sebagai Prediktor Kejadian Kardiovaskular Mayor Selama Perawatan di Rumah Sakit pada Penderita Gagal Jantung Akut di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan
View/ Open
Date
2017Author
Hasibuan, Efrida
Advisor(s)
Kasiman, Sutomo
Mukhtar, Zulfikri
Metadata
Show full item recordAbstract
Latar belakang : Anemia berkaitan dengan prognosis yang buruk pada pasien yang dirawat
dengan diagnosis gagal jantung akut. Mekanisme yang menghubungkan anemia dengan
peningkatan kesakitan dan kematian merupakan hal yang kompleks dan dan multi faktor.
Peningkatan beban kerja miokard sebagai kompensasi terhadap penurunan hantaran oksigen
ke jaringan dan kelebihan volume dapat mengakibatkan remodeling ventrikel kiri dengan
hipertropi dan dilatasi ventrikel kiri yang turut serta terhadap hasil luaran selanjutnya. Tujuan
penelitian adalah untuk menyelidiki peran prognostik anemia pada pasien yang dirawat di
rumah sakit untuk gagal jantung akut (GJA). Penelitian ini meninjau semua pasien dengan
diagnosis utama GJA.
Metode : Penelitian ini merupakan studi retrospektif dilakukan pada 107 pasien dengan
IMAEST, yang masuk pada Agustus 2015- Desember 2016 di Rumah Sakit Umum Haji Adam
Malik. Data klinis dan laboratorium dikumpulkan, termasuk kadar hemoglobin saat masuk,
kemudian pasien dikelompokkan berdasarkan kadar hemoglobin menjadi dua kelompok
dengan anemia dan tanpa anemia. Kemudian dibandingkan terhadap kejadian kardiovaskular
mayor (KKvM) yaitu kematian kardiovaskular atau aritmia ventrikel selama perawatan di
rumah sakit. Uji Chi-square, Fisher, Mann-Whitney, Kruskal-Wallis dan regresi logistik
dilakukan dalam menilai hubungan antara dua atau lebih variabel untuk mendapatkan nilai
rasio odds (OR), nilai p<0.05 dianggap bermakna secara statistik. Anemia didefinisikan
sebagai hemoglobin12 / 13 g / dL saat masuk pada pasien wanita / pria.
Hasil : 107 pasien termasuk (81,32% pria), dengan usia rata-rata 58,32 ± 11 tahun. Anemia
hadir pada 29,99% pasien saat masuk, dengan Hb 11,4 (7,6-12,8) g / dL. Pada angka mortalitas
di rumah sakit lebih tinggi untuk penderita anemia dibandingkan pasien tanpa anemia (53,7%
vs 46,3%, p=<0,001). Angka kejadian kardiovaskular mayor (KKvM) selama perawatan lebih
tinggi untuk pasien anemia dibandingkan tanpa anemia (51,1% vs 48,9%, p = <0,001). Dalam
analisis multivariat, anemia dengan Hb <13 mg / dL (OR 5.724, 95% IK 2.156-15.196,
p=<0,001) dapat memprediksi KKvM secara signifikan selama perawatan pada pasien gagal
jantung akut. Analisis multivariat menunjukkan hubungan antara adanya anemia (OR 5.724,
95% IK 2.156-15.196, p =<0.001), tekanan darah sistolik saat masuk (OR 3.009, 95% IK
1.236-7.324, p=0.015) dan usia ≥ 65 tahun (OR 2.659, 95% IK 0.981-7.208, p=<0,055)
terhadap KKvM.
Kesimpulan : Penelitian ini menegaskan bahwa keberadaan anemia adalah faktor independen
dari KKvM selama perawatan pada pasien yang masuk karena GJA. Background : Anemia is associated with a poor prognosis in patients treated with a diagnosis
of acute heart failure. The mechanisms linking anemia with increased morbidity and mortality
are complex and multi-factor. Increased myocardial workload as a compensation for decreased
oxygen delivery to the tissues and excess volume may result in left ventricular remodeling with
hypertrophy and left ventricular dilatation that contribute to subsequent outcomes. The aim of
the study was to investigate the prognostic role of anemia in hospitalized patients for acute
heart failure (GJA). The study looked at all patients with a major GJA diagnosis.
Methods : This study was a retrospective study conducted on 107 patients with IMAEST, who
entered in August 2015- December 2016 at Haji Adam Malik General Hospital. Clinical and
laboratory data were collected, including hemoglobin (Hb) levels at admission, then the
patients were grouped based on Hb levels into two groups with anemia and without anemia.
Then compared against major cardiovascular events (MACE) ie cardiovascular death or
ventricular arrhythmias during hospitalization. Chi-square, Fisher, Mann-Whitney, Kruskal-
Wallis and logistic regression tests were performed in assessing the relationship between two
or more variables to obtain an odds ratio (OR), p<0.05 was considered statistically significant.
Anemia is defined as hemoglobin12 / 13 g / dL upon admission in female / male patients.
Results : 107 patients included (81.32% of men), with an average age of 58.32 ± 11 years.
Anemia was present in 29.99% of patients at admission, with Hb 11.4 (7.6-12.8) g / dL. At the
hospital mortality rate was higher for anemic patients than patients without anemia (53.7% vs
46.3%, p = <0.001). MACE during treatment were higher for anemic patients than without
anemia (51.1% vs 48.9%, p=<0.001). In a multivariate analysis, anemia with Hb <13 mg / dL
(OR 5.724, 95% CI 2,156-15,196, p=<0.001) could predict MACE significantly during
treatment in acute heart failure patients. Multivariate analysis showed an association between
anemia (OR 5.724, 95% CI 2.156-15.196, p=<0.001), systolic blood pressure at admission (OR
3.009, 95% CI 1.236-7.324, p=0.015) and age ≥ 65 years OR 2.659, 95% CI 0.981-7.208,
p=<0.055) to the MACE.
Conclusions : This study confirms that the presence of anemia is an independent factor of
MACE during treatment in patients admitted to AHF.
Collections
- Master Theses [54]