The Adequacy of Krashen’s Affective Filter Hypothesis in Second Language Acquisition: A Field Research in SD Angkasa 2 Medan

Abstract

The research of second language acquisition has become prominent since the early 19th century when the need of global language rose as the globalization. This demand arises from both job and educational requirement. The study of second language acquisition is the study of how somebody acquires a second language. One of the researchers in second language acquistion who states the five hypotheses of second language acquisition is Stephen Krashen. One of his five hypotheses is the affective filter hypothesis. This hypothesis states that certain affective variables are related to second language achievement. Furthermore, performers with certain types of motivation usually do better in second language acquisition. This hypothesis also claims that the best situations for language acquisition seem to be those which encourage lower anxiety levels. This research, entitled The Adequacy of Krashen’s Affective Filter Hypothesis: A Field Research in SD ANGKASA 2 MEDAN, has the purpose to find out how the affective filter is applied in second language acquisition to optimize the process of second language acquisition. This field research was conducted in SD ANGKASA 2 MEDAN and involved two classes ( III A and III B). The core of the method was in the different methods used for different classes, while the data were collected through students’ test papers. In class III B, the affective filter hypothesis was applied in teaching session by giving external motivation to the students through explanation, conducting activities to lower the students’ anxiety level, and promising rewards to the students. Meanwhile, in class III A, there was no particular method applied in the teaching session. The results from the test papers show that class III B got the average score of 92.6, while class III A got the average score of 85.4. Based on the result, it can be concluded that the aplication of affective filter hypothesis assists in second language acquisition. This hypothesis can be applied by designing activities to lower the students’ anxiety, building the students’ motivation in learning the second language, and helping the students get their self confidence in learning the second language.

Pemerolehan bahasa kedua telah menjadi penelitian yang penting sejak awal abad ke-19 ketika kebutuhan manusia akan bahasa global meningkat secara drastis karena adanya globalisasi. Tuntutan ini muncul dari lapangan pekerjaan maupun keperluan pendidikan. Kajian pemerolehan bahasa kedua merupakan ilmu yang mengkaji cara seseorang dalam memperoleh bahasa kedua. Salah satu tokoh yang mengembangkan teori mengenai pemerolehan bahasa kedua ialah Stephen Krashen yang mencetuskan lima hipotesis mengenai pemerolehan bahasa kedua. Salah satu hipothesisnya ialah hipotesis filter afeksi. Hipotesis ini mengklaim bahwa faktor-faktor yang berkenaan dengan sisi afeksi seseorang memiliki peran terhadap keberhasilan pemerolehan bahasa kedua. Lebih jauh, hipotesis ini menyatakan bahwa pada umumnya siswa-siswa dengan tingkat motivasi yang baik mendapatkan hasil pemerolehan bahasa yang baik pula. Hipotesis ini juga menyatakan bahwa lingkungan terbaik untuk pemerolehan bahasa kedua ialah lingkungan yang mengutamakan kenyamanan siswa. Penelitian yang berjudul The Adequacy of Krashen’s Affective Filter Hypothesis: A Field Research in SD ANGKASA 2 MEDAN ini bertujuan untuk mencari tahu cara untuk menerapkan hipotesis filter afeksi dan untuk membantu mengoptimalkan proses pemerolehan bahasa kedua. Penelitian lapangan yang dilakukan di SD ANGKASA 2 MEDAN ini melibatkan dua kelas yakni kelas III A dan III B. Metode penelitian yang digunakan berpusat pada perbedaan teknik pembelajaran yang digunakan dalam keduakelas sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data ialah kertas uji siswa. Pada kelas III B, hipotesis filter afeksi diterapkan dalam pembelajaran bahasa siswa dengan cara pemberian motivasi eksternal kepada siswa melalui pemaparan terbuka, pemberian aktivitas yang menurunkan kegugupan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri siswa, serta pemberian motivasi melalui hadiah (reward). Sedangkan pada kelas III A, tidak ada metode khusus yang diterapkan dalam pembelajaran bahasa siswa. Hasil dari kertas uji siswa menunjukkan bahwa kelas III B mendapatkan rata-rata 92,6 dan kelas III A 85,4. Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka didapat kesimpulan bahwa penerapan hipotesis filter afeksi dapat meningkatkan keberhasilan pemerolehan bahasa kedua. Hipotesis ini dapat diterapkan dengan cara memberikan aktivitas guna meningkatkan rasa nyaman siswa dan menurunkan tingkat kegugupan siswa, membangun motivasi belajar serta rasa percaya diri siswa.