Show simple item record

dc.contributor.advisorSumarno, Edi
dc.contributor.authorLubis, M. Azis Rizky
dc.date.accessioned2019-09-02T07:40:54Z
dc.date.available2019-09-02T07:40:54Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/17534
dc.description.abstractSkripsi yang berjudul “Pertanian Karet Rakyat Di Tapanuli, 1908 – 1942 ini merupakan sebuah kajian sejarah perkebunan yang dikaitkan dengan kehidupan sosial – ekonomi masyarakat yang membudidayakan tanaman karet di Karesidenan Tapanuli. Dalam pelaksanaan penelitiannya, skripsi ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari heuristik, verifikasi (kritik), interpretasi, dan historiografi. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, faktor geografis menjadi faktor penting dalam pemerataan persebaran tanaman karet. Di samping itu, kemudahan dalam mengakses lahan, tersedianya tenaga kerja, dan relatif kecilnya modal yang dikeluarkan juga menjadi faktor yang tidak kalah penting dalam perluasan suatu tanaman yang bernilai ekspor. Adanya pasar dan perusahaan ekspor – impor menjadi faktor pendukung yang memiliki peran vital dalam keberlangsungan kehidupan petani yang memberdayakan tanahnya untuk tanaman komersial. Transportasi dapat mempengaruhi baik atau tidaknya suatu kualitas produksi. Hal ini terjadi seiring dengan kondisi geografis dari wilayah Tapanuli sendiri yang letaknya cukup jauh dari wilayah pusat perdagangan, sehingga produksi dalam bentuk karet kering lebih sering dipilih untuk menekan biaya transportasi, meskipun dalam proses produksinya biaya yang dikeluarkan tidak jauh berbeda. Petani di Tapanuli yang terlibat pada pertanian karet rakyat umumnya tidak menggunakan sistem pertanian monokultur. Petani tetap menjaga stabilitas kebutuhan pangannya agar tetap terjamin, namun tetap memanfaatkan peluang ekonomi yang ditawarkan oleh tanaman lain, yang dalam hal ini petani menganggap tanaman karet dapat memberikan nilai ekonomis bagi mereka. Hal ini dapat dilihat pada saat di mana harga karet naik dan harga karet menurun. Pada saat harga karet naik, intensitas pengerjaan lahan karet meningkat sedangkan intensitas pengerjaan lahan yang ditanami komoditas lain menrun, hal ini terjadi sebaliknya jika harga karet mengalami penurunan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectTapanulien_US
dc.subjectPetanien_US
dc.subjectKareten_US
dc.subjectHarga dan Pasaren_US
dc.titlePertanian Karet Rakyat di Tapanuli, 1908-1942en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM120706013
dc.description.pages177 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record