dc.description.abstract | Skripsi yang berjudul “Pertanian Karet Rakyat Di Tapanuli, 1908 – 1942 ini
merupakan sebuah kajian sejarah perkebunan yang dikaitkan dengan kehidupan sosial
– ekonomi masyarakat yang membudidayakan tanaman karet di Karesidenan
Tapanuli. Dalam pelaksanaan penelitiannya, skripsi ini menggunakan metode sejarah
yang terdiri dari heuristik, verifikasi (kritik), interpretasi, dan historiografi.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, faktor geografis menjadi
faktor penting dalam pemerataan persebaran tanaman karet. Di samping itu,
kemudahan dalam mengakses lahan, tersedianya tenaga kerja, dan relatif kecilnya
modal yang dikeluarkan juga menjadi faktor yang tidak kalah penting dalam
perluasan suatu tanaman yang bernilai ekspor. Adanya pasar dan perusahaan ekspor –
impor menjadi faktor pendukung yang memiliki peran vital dalam keberlangsungan
kehidupan petani yang memberdayakan tanahnya untuk tanaman komersial.
Transportasi dapat mempengaruhi baik atau tidaknya suatu kualitas produksi. Hal ini
terjadi seiring dengan kondisi geografis dari wilayah Tapanuli sendiri yang letaknya
cukup jauh dari wilayah pusat perdagangan, sehingga produksi dalam bentuk karet
kering lebih sering dipilih untuk menekan biaya transportasi, meskipun dalam proses
produksinya biaya yang dikeluarkan tidak jauh berbeda.
Petani di Tapanuli yang terlibat pada pertanian karet rakyat umumnya tidak
menggunakan sistem pertanian monokultur. Petani tetap menjaga stabilitas kebutuhan
pangannya agar tetap terjamin, namun tetap memanfaatkan peluang ekonomi yang
ditawarkan oleh tanaman lain, yang dalam hal ini petani menganggap tanaman karet
dapat memberikan nilai ekonomis bagi mereka. Hal ini dapat dilihat pada saat di
mana harga karet naik dan harga karet menurun. Pada saat harga karet naik, intensitas
pengerjaan lahan karet meningkat sedangkan intensitas pengerjaan lahan yang
ditanami komoditas lain menrun, hal ini terjadi sebaliknya jika harga karet
mengalami penurunan. | en_US |