| dc.description.abstract | Dalam kebudayaan musik Karo terdapat dua ensambel yakni gendang lima sendalanen dan gendang telu sendalanen. Gendang lima sendalanen terdiri dari sarune, gendang singindungi, gendang singanaki, gung dan penganak serta gendang telu sendalanen terdiri dari kulcapi, belobat, keteng-keteng dan mangkuk meciho. Sarune Karo biasanya digabungkan dengan gendang lima sendalanen dalam mengiringi upacara adat Karo, baik itu upacara adat pernikahan, upacara adat pemakaman dan upacara pesta rakyat. Didalam gendang lima sendalanen, sarune Karo adalah salah satu alat musik karo yang berfungsi sebagai pembawa melodi dalam mengiringi suatu upacara adat di dalam masyarakat Karo. Didalam bermain sarune Karo, ada beberapa proses dan teknik yang dilakukan seorang penarune ketika memainkan sarune untuk mengiringi suatu upacara. Tujuan dari penelitian ilmiah ini adalah untuk melihat bagaimanakah proses untuk menjadi seorang penarune dan teknik-teknik permainan sarune Karo dan untuk mengetahui fungsi setiap lobang nada pada sarune Karo. Teori yang digunakan adalah studi struktural dan studi fungsional yang dikemukakan oleh Susumu Khasima dan metode yang digunakan ada beberapa cara, yaitu dengan kerja lapangan yang terdiri dari wawancara, observasi, kerja laboratorium dan studi kepustakaan. | en_US |
